PINUSI.COM - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenang momen saat dirinya ikut Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Hal ini diungkapkan AHY, saat mengunjungi kantor Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono di Balai Kota Jakarta, siang tadi.
“Saya boleh sedikit nostalgia perjalanan?"
"DKI Jakarta ini tentunya spesial bagi saya pribadi, karena perjuangan saya pertama kali di dunia politik itu di sebuah kancah pilkada rasa pilpres,” ucapnya, Selasa (2/4/2024).
Menurutnya, Jakarta punya dari tarik tersendiri dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Kota Jakarta disebutnya sebagai magnet di bidang ekonomi dan bisnis.
Hal ini juga yang disebutnya sebagai salah satu alasan dirinya mau terjun ke dunia politik, dengan maju sebagai Cagub DKI kala itu.
“Ketika itu saya terpanggil, banyak yang tanya, ada urusan apa seorang perwira relatif masih muda, TNI berpangkat mayor kok berani-beraninya turun ke panggung politik di Pilgub DKI Jakarta,” ujarnya.
Ia melanjutkan ceritanya, dan mengungkap alasannya memilih pensiun dini di dunia militer dan terjun ke ranah politik praktis.
“Tentu itu panggilan sejarah yang tidak bisa dirasionalisasi secara penuh."
"Saya juga merasa terpanggil untuk melanjutkan pengabdian di dunia politik kemasyarakatan dan pemerintahan,” tuturnya.
AHY berpasangan dengan Sylviana Murni saat maju sebagai Cagub DKI Jakarta.
Saat itu, pasangan AHY-Sylvi memperoleh nomor urut 1.
Sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pun bersaing dengan nama-nama beken lainnya, seperti Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dan Anies Baswedan.
Namun, AHY langsung keok di putaran pertama setelah hanya mampu mengumpulkan 937.955 atau 17,06 persen suara sah.
Sedangkan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat meraih 2.364.577 atau 42,99 persen, suara dan pasangan Anies-Sandiaga Uno berhasil mendulang 2.197.333 atau 39,95 persen suara.
Pilgub 2017 itu pun dimenangkan pasangan Anies-Sandiaga yang berhasil meraup 3.240.987 atau 57,96 persen suara di putaran kedua.
Sementara, pasangan Ahok-Djarot harus mengakui kekalahan setelah hanya mampu mengumpulkan 2.350.366 atau 42,04 persen suara. (*)