PINUSI.COM - Dokumenter Dirty Vote garapan jurnalis investigasi Dandhy Dwi Laksono dan kawan-kawan, bikin geger publik.
Film yang dirilis pada masa tenang Pemilu 2024 itu menyita perhatian publik, sebab film itu menceritakan secara gamblang indikasi kecurangan Pemilu 2024, untuk memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.
Film Dirty Vote juga mendapat atensi dari kubu tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berkontestasi pada hajatan lima tahun itu.
Ada yang menyambut baik kehadiran dokumenter tersebut, namun ada pula kubu pasangan capres/cawapres yang mengutuk keras, lantaran dinilai karya itu syarat fitnah. Berikut ini respons ketiga kubu paslon capres/cawapres:
Kubu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
Kubu paslon capres/cawapres nomor urut 1 ini menyambut baik kehadiran Dirty Vote yang membongkar praktik curang berbagai pihak pada Pemilu 2024. Kubu Anies-Muhaimin mendukung penuh penayangan dokumenter itu.
Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Hasreiza alias Reiza Patters mengatakan, film tersebut membuat tersinggung paslon tertentu.
Dia menyebut, mereka yang tersinggung bisanya terindikasi main curang pada pemilu kali ini.
“Ada yg merasa difitnah karena film Dirty Vote, langsung undang wartawan ke markasnya."
"Orang kalau merasa difitnah akibat fakta dan kebenaran, ya biasanya emang pembohong dan penipu,” kata dia lewat sebuah cuitan di akun X@Reiza_Patters, Senin (12/2/2024).
Kubu Prabowo-Gibran
Berbeda dari kubu Anies-Muhaimin yang menerima baik dokumenter Dirty Vote, kubu pasangan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka justru tampak kesal dengan kehadiran dokumenter, yang mulai tayang pada 11 Februari 2024 itu.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman menegaskan, film ini hanya berisi asumsi yang tak mendasar dan condong memfitnah. Dia menduga tujuan pembuatan film itu adalah mendegradasi muruah pemilu.
"Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah."
"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut,” ucap Habiburokhman.
Kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Senada dengan kubu Anies-Muhaimin, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga memberi respons positif, terkait dokumenter Dirty Vote.
Todung Mulya Lubis, Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud menegaskan, fakta-fakta yang terungkap dalam dokumenter tersebut adalah sebuah cerita lama.
Pihaknya tak kaget dengan indikasi kecurangan pemilu yang diungkap dalam dokumenter tersebut.
"Apa yang ditulis atau dibuat dalam film tersebut itu tidak ada yang baru sama sekali," cetus Todung.
Todung menegaskan, dokumenter itu menjadi sarana pendidikan politik bagi masyarakat.
Dia dengan tegas membantah kubu Prabowo-Gibran yang mengeklaim Dirty Vote syarat fitnah.
"Film ini menurut saya pendidikan politik yang sangat bagus.'
"Jadi, jangan baper lah, itu saja yang mau saya bilang," ucap Todung. (*)