PINUSI.COM - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku menyesal menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi.
Bukan tanpa alasan, Tom Lembong menyesal karena strategi ekonomi yang sudah dibangun oleh Presiden Jokowi, hampir rata-rata tidak berhasil.
"Semakin mendalami data ekonomi, saya ini benar sedih, prihatin banget."
"Dan saya punya rasa sesal, nyesel yang lumayan besar karena pernah menjadi bagian pemerintah."
"Saat kita menjalankan strategi yang menurut data yang saya lihat, rada-rada tidak berhasil. Kalau mau lebih keras lagi, ya banyak gagal," beber Tom Lembong.
Menurutnya, bentuk kegagalan pemerintah adalah mengatasi kondisi kelas menengah yang sudah hampir 10 tahun tidak mengalami perkembangan signifikan.
Salah satunya pada 2013, di mana puncak penjualan sepeda motor tembus 7,9 juta unit terjual, kemudian angka ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hingga saat ini hanya terjual 5 juta unit pertahun.
"10 tahun terakhir ini kelas menengah kita tidak berkembang."
"Minimum paling baik itu stagnan, tidak bertambah dan ada potensi cukup besar bahwa kelas menengah kita lalu menciut, karena sekali lagi, bagi saya indikator yang paling tepat ya itu jumlah sepeda motor," paparnya.
Ia juga menuturkan, tidak jauh berbeda dengan data pembelian mobil dan barang elektronik, di mana jumlahnya terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi gambaran kesejahteraan masyarakat kelas menengah makin terhimpir.
Tom Lembong juga menilai penyebabnya adalah aliran investasi yang hanya fokus pada industri padat modal, bukan padat karya di Indonesia, sehingga membuat 20% hasil investasi yang masuk ke Indonesia dapat dinikmati.
Tom Lembong menjabat Kepala BKPM pada 2016 hingga 2019, sebelumnya ia menjabat Menteri Perdagangan sejak 2015 sampai 2016. (*)