PINUSI.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan adanya tren peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam beberapa pekan terakhir.
Sejak Januari 2024, tercatat ada 627 kasus DBD di ibu kota.
“Berdasarkan tren data kasus mingguan tahun 2024, tercatat sudah terjadi peningkatan kasus jika dibandingkan pada minggu awal bulan Januari.”
“Saat ini sudah masuk minggu ke-9, data kasus menunjukkan peningkatan yang tajam mulai minggu ke-5, yaitu di awal Bulan Februari,” ucap Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati, Jumat (1/3/2024).
Jakarta Barat jadi wilayah dengan jumlah penyakit DBD terbanyak di ibu kota, yaitu mencapai 208 kasus.
Kemudian, Jakarta Timur di peringkat kedua dengan 161 kasus DBD.
Selanjutnya, Jakarta Selatan dengan 145 kasus, Jakarta Utara 74 kasus, Jakarta Pusat 34 kasus, dan Kepulauan Seribu sebanyak 5 kasus.
Ani menyebut, peningkatan kasus yang terjadi sejak awal Februari lalu terjadi akibat kelembaban udara yang tinggi, disertai meningkatnya curah hujan yang menyebabkan peningkatan vektor penular DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
“Sehingga, perlu adanya upaya pengendalian vektor DBD secara masif, dengan melibatkan peran serta seluruh aspek masyarakat pada tujuh tatanan, yakni permukiman, perkantoran, institusi pendidikan, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan fasilitas olahraga,” tuturnya.
Untuk mencegah penularan DBD semakin meluas, Dinkes DKI menggencarkan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan melaksanakan PSN 3M Plus di tempat tinggal masing-masing minimal seminggu sekali.
Masyarakat juga bisa mencegah DBD dengan menanam sejumlah tanaman yang tak disukai nyamuk Aedes aegypti, seperti lavender, sereh, dan jeruk nipis.
“Ventilasi dan pencahayaan di dalam ruangan juga harus cukup, menghindari kebiasaan menggantung pakaian, serta memakai lotion anti-nyamuk yang dapat mencegah gigitan nyamuk,” tuturnya. (*)