PINUSI.COM - Kinerja Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono dalam mengatasi masalah banjir disorot.
Sebab, dalam sepekan terakhir sejumlah wilayah di Jakarta beberapa kali dilanda banjir, imbas tingginya curah hujan.
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan pun minta masyarakat tak menyalahkan Heru.
Sebab, penyebab banyaknya wilayah tergenang di Jakarta, karena kondisi daratan yang berada di bawah permukaan laut, seperti di wilayah Jakarta Utara yang tergenang pada Kamis (29/2/2024) lalu.
“Permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun, baik rata-rata 0,5 sentimeter per tahun."
"Di sisi lain, laju penurunan muka tanah di Jakarta telah mencapai 5-12 sentimeter per tahun di beberapa tempat dalam tiga terakhir.”
“Hal ini yang menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang lebih besar, yang menyebabkan daratan membanjiri Jakarta," ucapnya, Minggu (3/3/2024).
Komisaris PT LRT Jakarta ini bilang, masalah banjir sejatinya jadi tantangan setiap pemimpin di Jakarta, tak terkecuali Heru Budi.
Ia pun menyebut, Heru Budi yang baru dua tahun menjabat Pj Gubernur, tak bisa begitu saja menyulap Jakarta hingga bebas banjir.
Menurutnya, perlu waktu bagi Heru mengatasi masalah yang sudah lama jadi momok warga Jakarta ini.
"Dulu tidak begitu ribut karena informasi tidak semasif sekarang."
"Apakah dulu tidak banjir? Apakah dulu tidak lebih parah dari ini? Apakah sejauh ini ada cara ampuh yang bisa dalam seketika menyulap Jakarta jadi bebas banjir?"
"Maka sebenarnya siapapun gubernurnya di Jakarta yang hidup di era sekarang, pasti akan mengalami hal sama dengan Pak Heru,” bebernya.
Ia pun mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan Heru Budi untuk mengatasi banjir, seperti menyelesaikan pembangunan Sodetan Ciliwung, perbaikan drainase, hingga rencana pembangunan rumah pompa baru di sejumlah wilayah.
“Pj Gubernur Heru sudah betul, penanganan paling cepat antara lain adalah penambahan pompa air, dan yang sudah ada diperbaiki, di cek berkala."
"Karena seperti di utara, kalau hulunya, laut sedang pasang ya tentu air akan menumpuk dan berbalik."
"Maka, harus dipompa dibuang. Kalau perlu tambah pompa besar," paparnya. (*)