PINUSI.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan pemerintah untuk menerima dan memperhatikan kritikan berbentuk film "Dirty Vote" yang disutradarai Dandhy Laksono.
"Saya harapkan bahwa keinginan lebih baik itu harus direspons dengan baik juga," katanya.
Film dokumenter "Dirty Vote" yang dirilis pada Minggu, 11 Februari 2024 di platform Youtube, menampilkan tiga pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, Feri Amsari memamparkan terkait kecurangan pemilu secara sistematis.
Menurut Ma'ruf Amin film ini merupakan dinamika aspirasi masyarakat yang perlu didengar dan direspon dengan baik.
"Kalau itu sasarannya pemerintah, tentu pemerintah akan memperhatikan suara suara itu saya kira. Ya kita harapkan bahwa keinginan keinginan yang lebih baik tentu harus direspons dengan baik pula," ucap Ma'ruf.
Wakil Presiden ini berharap agar Pemilu 2024 dapat berjalan dengan lancar dan dan sesuai asas Luber (langsung umum bebas rahasi) dan Jurdil (jujur dan adil). Ia tidak ingin adanya permusuhan disaat pesta demokrasi tersebut.
Selain itu Ma'ruf menghimbau kepada masyarakat, aparat, serta penyelenggara dan pengawas pemilu terus mengawal proses pemilihan umum agar tetap berjalan kondusif.
"Yang penting pemilu berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal hal yang kita khawatirkan. Terutama jangan sampai terjadi perpecahan di masyarakat," tuturnya.
Dirty Vote sendiri merupakan film dokumenter yang muncul pada momentum pemilu, namun ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya ada Sexy Killer (2019), Jakarta Unfair (2017), Ketujuh (2014).