PINUSI.COM - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat memangkas produksi minyak sebanyak 2,2 juta barel per hari, hingga kuartal kedua 2024.
Dengan pemangkasan produksi ini, Arab Saudi juga akan memperpanjang pemangkasan produksinya sebesar 1 juta barel.
Dengan demikian, produksi minyak mentah Arab Saudi akan tetap berada di kisaran 9 juta barel per hari.
Sementara, Rusia, yang memimpin OPEC (OPEC+), akan memangkas produksi lebih lanjut sebesar 471.000 barel per hari, dan melakukan ekspor.
Hal ini diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak.
Langkah negara-negara penghasil minyak dunia untuk memangkas produksi ini akan berdampak pada harga.
Harga minyak dunia diperkirakan akan naik.
"Ada kejutan dari Rusia. Jadi ini adalah langkah yang mengejutkan yang tidak diharapkan oleh siapa pun dan bisa mempengaruhi harga," kata analis UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters, Senin (4/3/2024).
Sebelumnya, negara-negara OPEC+ telah sepakat pada November 2023, untuk mengurangi produksi sebesar 2,2 juta barel per hari hingga awal 2024.
Setelah itu, Arab Saudi menjadi negara pertama yang mengumumkan mereka akan melanjutkan langkah ini.
Negara-negara OPEC lainnya juga telah memutuskan memangkas produksi.
Irak akan memperpanjang pemangkasan produksinya sebesar 220.000 barel per hari, sementara UEA akan mempertahankan pemangkasan produksinya sebesar 163.000 barel per hari.
Kuwait akan memangkas produksi sebesar 135.000 barel per hari.
Aljazair juga akan memangkas produksi sebesar 51.000 barel per hari, dan Oman sebesar 42.000 barel per hari.
Kazakhstan akan memangkas produksi sebesar 82.000 barel per hari selama kuartal kedua.
OPEC+ telah menerapkan serangkaian pemangkasan produksi sejak akhir 2022.
Menurut perhitungan Reuters, total pengurangan produksi yang telah dilakukan oleh OPEC+ setelah tahun 2022, mencapai sekitar 5,86 juta barel per hari, yang setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan harian global.
Minyak mentah Brent ditutup pada USD 83,55 per barel, naik USD 1,64 (2%), dan naik lebih dari 8% sejak awal tahun. (*)