PINUSI.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan, kebijakan pemerintah mengatasi antrean panjang di Pelabuhan Merak terbukti berhasil, dengan tingkat efektivitas mencapai 70 persen.
Sebelumnya, pemerintah telah mengambil langkah-langkah terkait penyeberangan selama arus mudik Lebaran 2024, termasuk hanya menurunkan penumpang di Bakauheni dan mengembalikan kapal kosong ke Merak.
Proses bongkar muat akan dilakukan di Pelabuhan Ciwandan di Cilegon menuju Bakauheni atau Pelabuhan Panjang di Lampung.
Muhadjir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggelar rapat koordinasi dan meninjau layanan arus mudik Lebaran di Pelabuhan Merak.
Muhadjir menyatakan, kebijakan tersebut akan dievaluasi lebih lanjut, terutama menghadapi periode arus balik yang biasanya mengalami peningkatan hingga 20 persen.
Antrean panjang di Pelabuhan Merak disebabkan oleh lonjakan jumlah penyeberang, yang diperkirakan meningkat sekitar 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun demikian, masih banyak pemudik yang tidak mematuhi aturan pembelian tiket secara online, bahkan ada yang bersikap tidak kooperatif terhadap petugas, hal ini sangat mengganggu.
"Dan yang sangat disayangkan, masih banyak pemudik yang tidak menaati ketentuan agar membeli tiket secara online."
"Mereka berspekulasi, bahkan ada yang melakukan faith accomplish terhadap petugas. Itu yang sangat mengganggu," ucap Muhadjir.
Menurut Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, antrean di Pelabuhan Merak menuju Bakauheni telah kondusif, dengan antrean yang tidak lagi memanjang seperti sebelumnya.
Kemenhub akan terus memantau kebijakan layanan bongkar muat dari Pelabuhan Ciwandan, mengingat situasi yang mungkin berubah, terutama saat arus balik yang akan memberikan beban lebih besar di Pelabuhan Bakauheni atau Pelabuhan Panjang di Lampung.
"Melihat situasi, apalagi sebentar lagi arus balik, kebijakan ini bisa jadi akan disesuaikan lagi."
"Karena kan yang akan lebih besar bebannya di Pelabuhan Bakauheni atau Pelabuhan Panjang di Lampung," jelas Adita. (*)