PINUSI.COM - Tim Hukum Nasional (THN) Timnas AMIN telah memverifikasi ribuan formulir C1 dan data yang sudah masuk ke website Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hasilnya, data Formulir C1 berbeda dari data di website KPU.
Selain THN, tim riset Timnas AMIN juga telah melakukan pendalaman data sampel Formulir C1 & website KPU. Hasilnya juga terjadi penggelembungan suara.
Ari Yusuf Amir, Ketua THN Timnas AMIN menegaskan, THN memiliki wakil di 34 provinsi dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
THN dari berbagai daerah terus menyampaikan laporan atas dugaan pelanggaran dalam Pilpres 2024.
"Jadi, kami dari THN AMIN sejak satu hari sebelum pencoblosan, kami telah menerima laporan-laporan dugaan pelanggaran."
"Kemudian sampai saat ini, THN masih menerima semua laporan itu," ujarnya dalam konferensi pers di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2024).
Ari menjelaskan, THN telah mengelompokkan jenis-jenis kecurangan. Pertama, penggelembungan suara melalui sistem IT KPU yang terjadi masif, melalui verifikasi ribuan formulir C1 oleh THN dan riset oleh Timnas AMIN.
Kedua, kecurangan dalam bentuk surat suara yang telah tercoblos untuk paslon 02.
"Itu banyak sekali, sedang kami kumpulkan," imbuhnya.
Ketiga, pengerahan aparat melalui kepala desa.
"Modus ini terjadi, betul pada hari H terjadi, bagaimana kepala desa memberi pengarahan langsung kepada KPPS dan ikut serta untuk pemenangan paslon tertentu," ungkap Ari.
Keempat, pengarahan lansia oleh KPPS. Kelima, jumlah surat suara yang lebih sedikit dari daftar pemilih tetap (DPT).
Keenam, penghalangan pemilih oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Ketujuh, manipulasi data DPT. Kedelapan, upaya menghalangi saksi di TPS. Kesembilan, praktik politik uang (money politic).
"Ini pengelompokan dan modus (kecurangan) di lapangan yang sudah kami temukan."
"Pada waktunya secara bertahap akan kami sampaikan ke publik setelah verifikasi," papar Ari.
Dia menambahkan, Timnas AMIN berkepentingan mengawal proses pemilu berjalan baik.
Pengawalan Timnas AMIN ini tidak hanya untuk AMIN, tetapi juga kepentingan rakyat.
"Jutaan suara rakyat yang dicurangi, itu intinya. Suara rakyat yang dikehendaki itu yang akan jadi kenyataan," ucap Ari. (*)