PINUSI.COM - Dalam upaya mengirit biaya perjalanan menuju kampung halaman saat momen Idufitri, warga Kampung Muka, RW 04 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, memilih moda transportasi bajaj untuk pulang kampung.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah warga Kampung Muka yang mayoritas berprofesi sebagai sopir bajaj, tengah melakukan persiapan pulang kampung di Pemalang, Jawa Tengah.
Satu per satu barang bawaan dimasukkan ke sela-sela bagian dalam kursi bajaj.
Khudori (43), pemilik bajaj mengatakan dirinya bersama dua rekannya pulang ke Kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah menggunakan bajaj, sudah menjadi tradisi tahunan para sopir bajaj di Kampung Muka.
Selain menghemat ongkos, bajaj lebih irit dibanding moda transportasi lainnya.
"Naik bajaj lebih irit."
"Irit biaya buat ongkos pulangnya."
"Kalau naik bus kan lebih mahal."
"Kami tujuan ke Pemalang, Petarukan, bareng saudara dan teman-teman, tiga orang," ungkap Khudori di lokasi, Sabtu malam.
Khudori menjelaskan, pada umumnya, ongkos ke Pemalang menggunakan bus bisa mencapai Rp300.000 sekali berangkat.
Hal inilah yang cukup memberatkan para sopir bajaj, terutama ketika selama berada di Jakarta, pendapatan dari menarik bajaj masih jauh dari kata cukup.
Sedangkan dengan naik bajaj, Khudori bersama kedua rekannya hanya perlu patungan Rp100.000 per orang untuk kebutuhan bahan bakar dan makanan selama perjalanan.
Dengan harga tersebut, Khudori dan rekannya bisa menghemat biaya.
"Kami sekali jalan ngabisin uang hanya Rp 300.000, itu sudah ramai-ramai patungan."
"Kalau naik bus satu orang berangkatnya saja Rp300.000."
"Naik bus keberatan kalau saya sebagai sopir bajaj, karena pendapatan lagi menurun banget, kalah sama ojek online," bebernya.
Pada momen Idulfitri 1445 Hijriah ini, ada sekitar 30 sopir bajaj warga Kampung Muka Ancol yang berangkat mudik menggunakan bajaj.
Mereka akan menempuh perjalanan 10 jam melewati jalur Pantai Utara, hingga sampai ke tujuan di Pemalang, Jawa Tengah. (*)