PINUSI.COM - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD kalah telak di tiga wilayah yang dikenal sebagai basis suara PDIP alias kandang Banteng.
Pasangan nomor urut 3 ini keok di Jawa Barat, Bali, dan NTT, versi hitung cepat sejumlah lembaga kredibel.
Pantauan PINUSI.COM, Jumat (16/2/2024), Ganjar-Mahfud keok di Jawa Tengah versi hitung cepat PRC.
Di provinsi yang juga pernah dipimpin Ganjar selama 10 tahun sebagai gubernur itu, pasangan ini hanya memperoleh suara sebanyak 34,76 persen, dari total suara yang masuk sebanyak 98,2 persen.
Di daerah ini, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih memimpin dengan perolehan suara 53,11 persen, sedangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya memperoleh 12,13 persen.
Sementara, hitung cepat Poltracking menyebut pasangan Ganjar-Mahfud keok di Bali dengan perolehan suara 27,17 persen.
Perolehan suara ini terpaut sangat jauh dari pasangan Prabowo-Gibran yang mendapat 57,51 persen. Sementara, pasangan Anies-Muhaimin hanya 15,33 persen.
Sementara, Charta Politika menyebut Ganjar-Mahfud memperoleh 35,92 persen suara di NTT, sementara Anies-Muhaimin hanya 7,90 persen. di daerah ini Prabowo-Gibran perkasa di puncak dengan perolehan suara hingga 66,18 persen.
PDIP Bakal Evaluasi
PDIP bakal mengevaluasi hasil perolehan suara Ganjar Pranowo-Mahfud yang jeblok di kandang Banteng.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya mengevaluasi hasil pemilu di tiga wilayah itu, lantaran perolehan suara Ganjar-Mahfud tak berbanding lurus dengan perolehan suara PDIP.
Di tiga wilayah itu, PDIP tetap menjadi partai pemenang dengan perolehan suara terbanyak, meski mengalami penurunan dibanding pemilu sebelumnya.
"Partai melakukan evaluasi atas setiap peristiwa-peristiwa politik yang sangat penting, khususnya pemilu, karena ini juga sebagai suatu pembelajaran yang sangat baik ke depan," kata Hasto, Kamis (15/2/2024) malam.
Hasto menyatakan, hasil pemilu pilpres dan pileg yang tak berbanding lurus itu, mengonfirmasi adanya penyimpangan.
Pihaknya merasa ganjil hasil tersebut, sebab selama ini kader-kader PDIP sudah bekerja keras mengampanyekan Ganjar-Mahfud di kandang Banteng.
"Justru itulah yang salah satu anomalinya, karena pergerakan dari struktur itu sangat masif."
"Tetapi, bukti-bukti materialnya yang kemudian dirumuskan oleh tim khusus tadi," imbuhnya. (*)