PINUSI.COM - Lili Romli, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ikut menyoroti hasil perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan capres/cawapres ini keok, bahkan kalah telak di kandang PDIP, seperti di Jawa Tengah, Bali, dan NTT.
Menurut Lili, setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat Ganjar-Mahfud tak mampu bersaing pada pilpres kali ini.
Pertama, soal ketokohan Ganjar-Mahfud.
Menurut Lili, kedua pasangan ini memang kurang menjual, ditambah berbagai blunder fatal saat kampanye dan debat capres/cawapres, yang membuat keduanya sama sekali tak dilirik masyarakat.
"Pertama, faktor Pak Ganjar itu sendiri yang kurang disukai oleh pemilih, begitu juga dengan cawapresnya," kata Lili saat dikonfirmasi, Jumat (16/2/2024).
Faktor kedua yang membuat pasangan ini terbenam di urutan ketiga versi hitung cepat, adalah karena keretakan hubungan PDIP dengan Presiden Joko Widodo.
Kondisi ini diperparah dengan berbagai pernyataan Ganjar pada musim kampanye yang dinilai menyerang dan memojokkan Jokowi.
Hal ini membuat pemilih Jokowi yang tadinya bimbang tak menaruh simpati, akhirnya berbelok mendukung pasangan lain
“Tingkat kepuasan terhadap Jokowi tinggi, memberi dampak pada kandidat yang didukung Jokowi," ulasnya.
Lili melanjutkan faktor lain yang membuat pasangan Ganjar-Mahfud tak mampu bicara banyak di pilpres kali, yakni mandeknya kerja mesin partai.
“Ketiga, bisa jadi karena tidak bekerjanya mesin partai."
"Para caleg bekerja hanya untuk kemenangan dirinya saja, tidak bekerja untuk pemenangan capresnya."
"Kasus ini sebenarnya bukan hanya pada PDIP saja, tapi juga pada parpol lain juga,” ucap Romli. (*)