PINUSI.COM - Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara tertinggi dalam hitung cepat Pilpres 2024.
Situasi ini menuai reaksi beragam dari kalangan pengusaha.
Yukki Nugrahawan Hanafi, pelaksana tugas ketua harian Kadin Indonesia, mengatakan pihaknya telah melihat hasil dari beberapa hitung cepat, serta validitas metodologi survei perhitungan yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset.
Namun, Kadin akan mengikuti hasil penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Yukki meyakini, terlepas dari satu atau dua putaran pemungutan suara, pihaknya akan menekankan proses transisi yang lancar dan damai, berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi yang ada, sebagai pedoman utama dalam dunia bisnis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Bagi dunia usaha, stabilitas politik adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi dan geliat dunia usaha."
"Terlepas dari dinamika putaran pemilu yang beredar, kami berharap proses transisi kepemimpinan nanti berlangsung kondusif hingga Oktober nanti, sehingga memberikan confidence bagi dunia usaha dan industri, serta investasi," beber Yukki, Kamis (15/2/2024).
Pengusaha berharap pemilihan presiden berlangsung satu putaran
Sementara, Cinta W Kamdani, presiden Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), mengatakan jika hasil penghitungan cepat tidak jauh berbeda dari penghitungan resmi KPU, berarti pemilu akan berlangsung satu putaran. Menurutnya, hal ini akan positif.
"Ini tentunya akan berpengaruh positif pada stabilitas politik, kepastian hukum, kepastian arah ekonomi yang ditunjang besar oleh certainty siapa pemimpin bangsa," kata Shinta, dihubungi terpisah.
Pemilu dua putaran, katanya, akan memiliki biaya ekonomi dan politik yang signifikan.
Di sisi lain, pelaku pasar dan investor membutuhkan kepastian dalam pengambilan keputusan investasi dan operasional bisnis.
"Dengan ada kepastian, meminimalisasi risiko capital flight serta keluarnya dana asing dari pasar keuangan," ulasnya.
Selain itu, proses pemilu yang damai, jujur, dan adil, juga penting dalam mempengaruhi sentimen pasar.
Selain itu, pesta demokrasi dan proses politik di Indonesia telah menarik perhatian dunia internasional, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Hal ini penting dalam menjaga kepercayaan investor dan mitra bisnis.
Hariyadi Sukamdani, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (DP) Asosiasi Manajemen Indonesia (Apindo), menggambarkan program-program yang diimplementasikan oleh Jokowi, sangat baik.
Namun, ia memberikan beberapa peringatan mengenai apakah program-program ini akan dilanjutkan di masa depan, terutama mengingat komitmen pemerintahan selanjutnya melanjutkan program-program Jokowi.
Pertama, menurutnya, yang harus diperhatikan adalah efisiensi dan efektivitas. Karena, salah satu yang menjadi sorotan dari program-program tersebut adalah ketidakefisienan dana yang diinvestasikan dan hasilnya.
"Makanya I-Core kita tinggi kan. Itu menunjukkan kita tidak efisien mengelola investasi.|
"Incremental capital output kita di atas 6, kalau enggak salah di atas 6,4 atau apa, dibandingkan dengan India yang hanya 3,5 kalau tidak salah," jelas Hariyadi, dihubungi terpisah.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah yang akan datang harus memastikan dana APBN, investasi asing dan lokal, dilakukan untuk memaksimalkan output.
Hal ini tidak hanya akan menambah utang, tetapi hasilnya juga tidak optimal. Demikian pula, menurutnya, dengan pembangunan ketenagakerjaan, hal ini juga tidak boleh tertinggal. (*)