PINUSI.COM - Tim pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), mengajukan surat terkait audit sistem IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Namun, surat itu tak digubris.
"Dua surat dari Tim Hukum AMIN tidak pernah dijawab, surat kami kepada Bawaslu untuk supaya melakukan audit juga tidak dilakukan."
"Dan analisis kami mengonfirmasi memang ada sistem yang algoritmanya itu sudah dibangun," kata anggota Tim Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto (BW) di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024)
Kemudian, Bambang menegaskan surat yang diajukan sudah dua kali dikirim kepada KPU dan satu kali ke Bawaslu.
Bambang mengatakan, audit penting untuk menekan berbagai ancaman terhadap sistem.
"2019 juga kami mempersoalkan ini."
"Indikasi 10 juta suara hilang itu karena ini nih, yang gini-ginian ini, dan sekarang ada dijual di web black market," ucap Bambang.
Eks Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menyinggung soal kasus data pemilih bocor.
Dia menekankan audit sistem IT penting untuk mengulang kasus serupa pada setiap momentum pemilu.
"Kita tuh bodoh sekali deh, berulang kali ada pemilihan presiden, berulang kali lagi sistemnya tetap bermasalah, begitu pun isu DPT, selalu aja bermasalah," tutur Bambang. (*)