PINUSI.COM - Benny Rhamdani, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, menilai Pemilu 2024 adalah hajatan demokrasi paling buruk sepanjang sejarah.
Dia menyebut pemilu kali penuh kecurangan, sehingga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung pihaknya kalah telak.
Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi paslon dengan raihan suara paling minim versi hitung cepat Pilpres 2024.
Keduanya bahkan kalah telak di berbagai tempat yang selama ini dikenal sebagai basis massa PDIP, yang merupakan salah satu parpol pengusung utama pasangan ini.
“Kejahatan Pemilu 2024 ini adalah kejahatan terhadap demokrasi yang paling najis,” kata Benny kepada wartawan, Sabtu (17/2/2024).
Benny mengatakan, Ganjar-Mahfud kalah telak lantaran perolehan suaranya dicurangi, bahkan dia dengan gamblang mengatakan perolehan suara pasangan calon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang saat ini memenangi pilpres versi hitung cepat, merupakan hasil manipulasi dan kecurangan.
“Kecurangan terjadi di mana-mana, penambahan suara kepada 2," ujarnya.
Benny mengaku pihaknya telah mengantongi berbagai bukti kecurangan yang dilakukan kubu lawan, salah satu kecurangan yang didapat pihaknya adalah kertas suara tercoblos sebelum pemilihan pada 14 Februari 2024.
"Dugaan kecurangan ini ada kemenangan yang mencapai angka 400 sampai 800, ada juga kertas-kertas yang sebelum dilaksanakan pencoblosan sudah tercoblos, luar biasa kecurangan yang dilakukan," tutur Benny.
Menurut Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu, kecurangan Pemilu 2024 sudah didesain jauh-jauh hari.
Dia mengatakan ada pihak tertentu yang mengintimidasi aparat kepala desa. Mereka dipaksa mengerahkan warganya memilih pasangan calon tertentu.
"Mereka (kepala desa) dikumpulkan oleh aparat, kemudian diintimidasi hanya karena dengan alasan ada kasus-kasus penggunaan dana desa."
"Kemudian mereka dipaksa untuk mengarahkan masyarakatnya mendukung 2."
"Dugaan kecurangan yang sangat masif, yang sangat terstruktur, yang sangat sistematis."
"Dan kita punya data-data yang kuat. Jadi kejahatan Pemilu 2024 ini adalah kejahatan terhadap demokrasi," paparnya. (*)