PINUSI.COM-Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyentil sekretaris PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dia menyebut politikus asal Yogyakarta itu aneh dan absurd.
Hal itu disampaikan Qodari merespons pernyataan Hasto yang menuding ada kekuatan besar di belakang Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sengaja mengatur algoritma "pengunci suara" Ganjar-Mahfud di angka 17 persen di data sistem informasi rekapitulasi pemilu (Sirekap) KPU.
“Jadi sebetulnya memang sangat mengherankan dan absurd bahwa Mas Hasto bisa mengatakan data KPU ini sudah di-setting untuk atau dikunci pada angka 17 persen walaupun beliau mengutip mereka-mereka yang disebut sebagai ahli IT,” kata Qodari dalam keterangannya Senin (11/3/2024).
Qodari mengatakan, tudingan Hasto jelas tak berdasar, klaimnya gampang dibantah dengan berbagai fakta di lapangan. Hasil penghitungan suara secara manual kata dia adalah sebuah fakta yang sukar dibantah sebab hasil C1 dari berbagai TPS itu sulit dimanipulasi mengingat di semua TPS diawasi petugas Bawaslu dan saksi-saksi dari partai politik serta masyarakat.
“Ini tinggal benturkan saja dengan realitas di lapangan dibenturkan dengan hasil C1 TPS hitung suara di tiap TPS dan di situ tentu akan terlihat bagaimana sesungguhnya angka elektabilitas yang sekarang ini,” tegas Qodari.
Qodari mengaku sangat yakin jika hasil penghitungan suara secara manual oleh KPU tidak bakal berbeda jauh dengan hasil penghitungan secara elektronik di Sirekap. Hal ini kata dia sudah terbukti pada Pilpres-pilpres sebelumnya.
“Saya haqqul yakin nanti hasil hitungan manual KPU juga tidak akan berbeda jauh dengan hasil Sirekap atau hitungan elektronik, dalam pilpres sebelumnya juga saya ingat walaupun ada pro kontra terhadap hitung elektronik tetapi pada akhirnya sebetulnya tidak berbeda jauh dengan hitung manual,” jelas Qodari.
“Nah kalau sudah hitung manual bagaimana mau membantahnya, kan semuanya dasarnya adalah data-data tertulis data-data fisik berdasarkan hasil hitungan di C1,” tambahnya memungkasi.(*)