PINUSI.COM - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan wakil presiden terpilih sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang berharap Jokowi dapat bertemu Ketua umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
Hasto meragukan keseriusan Gibran.
Bukan tanpa alasan, Hasto mengaku ragu, lantaran pihaknya kerap kali menjadi korban kebohongan Jokowi dan keluarganya.
“Tolong ditanyakan, itu benar enggak? Siapa tahu bohong. Kan kita sudah berapa kali dibohongin,” kata Hasto kepada wartawan, Jumat (19/4/2024).
Tutup Pintu
Hasto Kristiyanto sebelumnya mengeklaim Presiden Joko Widodo sudah tak punya akses lagi untuk langsung menemui Megawati.
Hasto mengatakan, kalaupun Jokowi ingin mengunjungi Megawati, paling hanya diberi akes hingga anak ranting.
Jokowi, kata dia, sudah tak bisa leluasa menemui sang ketua umum.
"Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan 'sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu'," kata Hasto ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat Jumat (12/4/2024) malam.
Hubungan Jokowi dan Megawati mulai berjarak sebelum Pilpres 2024.
Keharmonisan kedua tokoh yang terjalin selama lebih dari satu dekade itu, runtuh karena perbedaan pandangan politik.
Jokowi memilih jalan sendiri dengan mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Megawati mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ketegangan Jokowi-Megawati semakin memuncak, setelah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden usungan PDIP, dipepecundangi Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Hal ini juga diperparah dengan sikap Jokowi yang ogah sowan ke rumah Megawati pada momen Idulfitri 1445 H.
Sikap Jokowi yang demikian seolah mengonfirmasi, hubungan dirinya dengan Megawati sudah berada di titik yang sukar diperbaiki.
Meski demikian, Hasto mengatakan, keengganan Megawati menemui Jokowi, lantaran yang bersangkutan tak menomorsatukan kepentingan bangsa pada akhir masa jabatan.
Alih-alih berbakti untuk negara, Jokowi, kata Hasto, justru sibuk memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan keluarganya.
Hasto mengaku sangat jengkel dengan sikap Jokowi tersebut, dan memilih menutup diri.
“Di akhir masa jabatannya justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden."
"Dan kemudian terjadi akibat nepotisme kepentingan untuk memperpanjang kekuasaan itu.
"Sehingga anak ranting, ranting, justru yang jadi benteng Ibu Mega agar tetap kokoh berdiri di dalam pengabdian mengawal demokrasi itu," beber Hasto.
Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka berharap Jokowi dan Megawati bisa duduk satu meja lagi, setelah hubungan keduanya bergejolak pada Pilpres 2024.
Gibran bahkan mengeklaim pertemuan keduanya adalah kabar gembira bagi masyarakat dan juga kader PDIP.
"Ya pasti, warga, kader PDIP pasti sangat senang sekali."
"Kalau Ibu memberikan izin bertemu ya. Ya nanti tunggu saja," ucap Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2024). (*)