PINUSI.COM - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andre Vincent Wenas menyentil keras Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, yang menuding ada kekuatan besar di belakang Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang bekerja secara senyap mengunci perolehan suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD di angka 17 persen.
Menurut Andre, pernyataan Hasto adalah omong kosong yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
Dia bahkan menyebut Hasto sedang berimajinasi layaknya seorang bocah SD yang kalah main kelereng.
"Ini seperti khayalan atau imajinasi anak SD yang kalah main kelereng, lalu menyalahkan bunyi klakson truk yang telah mengagetkannya, sehingga sentilannya malah merugikan dirinya sendiri," kata Andre kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).
Andre mengaku semakin bingung dengan jalan pikiran Hasto yang ikut menyeret PSI dalam pernyataanya, di mana dia menyebut partai politik besutan Kaesang Pangarep itu turut turut diuntungkan karena kekuatan besar di belakang KPU tersebut.
Hasto mensinyalir ada upaya penggelembungan suara di sistem penghitungan suara KPU, Sirekap.
Andre mengatakan, KPU sendiri telah memberi klarifikasi terkait hal ini, di mana ada kekeliruan penghitungan suara secara daring di aplikasi sirekap.
Hasto sebagai orang yang mengerti mekanisme penghitungan suara, kata Andre, seharusnya membantu KPU menjelaskan ke publik, bukan ikut-ikutan memberi pernyataan yang justru memperkeruh suasana.
"Padahal lewat beberapa podcastnya, Grace Natalie sudah menjelaskan bahwa perhitungan resmi KPU sedang berjalan."
"Dan Sirekap merupakan mekanisme pelengkap (tidak wajib) yang diselenggarakan oleh KPU untuk membantu, sebagai data pembanding."
"Mengenai ini KPU sendiri sudah mengakuinya, tapi sayang parpol yang mestinya bisa memahami dan menjelaskan ke publik, malah ikut-ikutan memperkeruh keadaan. Maka KPU-pun mengambil langkah menyetop penayangan grafis Sirekap," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengeklaim ada kekuatan besar di belakang KPU, yang diam-diam bekerja memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Menurut Hasto, kekuatan itu pula yang sengaja mengunci perolehan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sehingga perolehan suara paslon nomor urut 3 itu hanya mentok di 17 persen.
“Bahkan KPU sendiri kan pura-pura enggak tahu ketika IP Address-nya (Sirekap) dipindahkan."
"Mereka menyangkal, baru setelah ada bukti mengakui,” ucap Hasto. (*)