PINUSI.COM - Harga minyak mentah global naik pada perdagangan Selasa (23/4/2204), di tengah harapan pelemahan data manufaktur Amerika Serikat (AS) dapat mempercepat penurunan suku bunga.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) acuan AS pada kontrak Juni, naik 1,78%, sedangkan harga minyak Brent acuan global pada kontrak Juni mencapai US$ 88,42 per barel, atau naik 1,63%.
Menurut S&P Global Flash US Composite PMI, aktivitas manufaktur AS mencapai 49,9 pada April, atau level terendah dalam empat bulan.
Angka di bawah 50 menunjukkan aktivitas sedang mengalami kontraksi.
Harga minyak naik lagi sebagai akibat dari melambatnya aktivitas manufaktur, yang mendorong Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga lebih cepat tahun ini.
Permintaan minyak mentah akan meningkat, karena biaya pinjaman yang lebih rendah akan mendorong perekonomian.
“Penurunan suku bunga memberi dampak positif pada minyak, terutama setelah minyak dilanda banyak aksi jual,” kata analis pasar di Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip dari CNBC International.
Pasar minyak juga tidak memperhatikan ancaman sanksi tambahan terhadap minyak Iran.
Akhir pekan lalu, DPR AS mengeluarkan undang-undang yang memperluas sanksi terhadap ekspor minyak Iran dan mencakup kilang, pelabuhan, serta kapal di luar negeri yang dengan sengaja memproses minyak mentah Iran.
Secepatnya minggu ini, Senat Amerika Serikat akan memberikan suara atas RUU tersebut.
Berdasarkan undang-undang tersebut, Presiden Joe Biden memiliki wewenang menerapkan sanksi dalam waktu 180 hari sejak disahkan.
Dan dia juga memiliki wewenang mengesampingkan hukuman demi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. (*)