PINUSI.COM - Pakar telematika Roy Suryo mengkritik keras penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU.
Dia mengatakan, aplikasi berbiaya miliaran rupiah itu tak ubahnya seperti teknologi Google form yang hanya bisa menampilkan data pasif.
Eks Menpora di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, Pemilu 2024 menjadi yang terburuk gara-gara penggunaan aplikasi Sirekap.
Teknologi yang diharapkan bisa membuat penghitungan suara pemilu menjadi lebih praktis itu, justru mengacaukan pemilu.
“Sirekap terbongkar, pemilu bisa ambyar."
"Kini Sirekap tak ubahnya hanya seperti Google Form, yang bisanya hanya menampilkan data pasif berupa foto hasil capture (form) C (atau) hasil yang diunggah oleh para KPPS ke situs KPU saja,” kata Roy lewat keterangan tertulis, Kamis (14/3/2024).
Roy Suryo lantas membongkar sejumlah teknologi pada Sirekap yang disebutnya dapat membuat kesalahan dalam membaca data.
Teknologi itu, kata dia, dapat mengunci perolehan suara pasangan calon tertentu, atau sebaliknya, dapat melipatgandakan perolehan suara, seperti pada Optical Character Recognizer (teknologi untuk mengekstrak teks dari gambar) dan Optical Mark Reader (proses menangkap data dari formulir dokumen) yang diterapkan di Sirekap.
“Adanya Json-Script yang disebut-sebut bisa ‘mengunci angka’ di kisaran tertentu, hingga meroketnya perolehan angka partai tertentu, di saat volatilitas atau tren statistik sudah seharusnya melandai,” ucapnya.
Lantaran aplikasi banyak celahnya, Roy mengatakan para perancang Sirekap, yakni pihak Institut Teknologi Bandung (ITB), seperti sengaja memberi ruang agar pihak tertentu dapat menyalahgunakan aplikasi tersebut.
“Memang ada oknum (baik di dalam ITB maupun KPU) yang memberikan peluang dimungkinkannya kasus-kasus yang sebelumnya terjadi, dengan memberi peluang ‘backdoor’ secara teknis di Sirekap yang membuatnya disalahgunakan,” bebernya. (*)