PINUSI.COM - Pusat Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan (EQUITAS) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), menilai Kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan premium yang diperpanjang hingga 31 Mei 2024, karena adanya perantara petani dan konsumen di Indonesia.
"Harga beras mengalami peningkatan sebesar 19,38 persen di wilayah perkotaan, dan 23,04 persen di wilayah pedesaan.
Kesenjangan tersebut menegaskan dampak rantai pasokan yang kompleks terhadap keterjangkauan harga beras di Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya," kata Koordinator EQUITAS FEB UGM Wisnu Setiadi Nugroho.
Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM tersebut menuturkan, kenaikan harga beras ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
Harga beras medium naik dari Rp10.900 menjadi Rp12.500, sedangkan beras premium dari Rp13.900 menjadi Rp14.900.
Menurut Wisnu, banyak faktor penyebab kenaikan harga beras, termasuk kelangkaan pasokan ditambah eskalasi permintaan yang tinggi.
Perantara beras dari petani hingga ke tangan konsumen membuat harga beras menjadi tinggi, serta masalah logistik di Indonesia, antara lain infrastruktur transportasi yang tidak memadai, kurang fasilitas penyimpanan, dan kesulitan koordinasi di antara berbagai pelaku dalam rantai pasok. (*)