PINUSI.COM - Lili Romli, pakar politik dan peneliti senior Badan Research dan Inovasi Nasional (BRIN), menyarankan presiden terpilih Prabowo Subianto tak asal-asalan memilih menteri dari kalangan partai politik, yang tergabung dalam koalisinya.
Lili menyatakan, penunjukan menteri mesti dibarengi dengan mempertimbangkan kapasitas dan kualitas calon menteri.
Bagi Lili, idealnya kursi menteri diisi oleh kalangan akademisi yang betul-betul ahli dalam bidangnya, dan tak terafiliasi dengan partai politik.
“Menteri-menteri yang diangkat lebih banyak dari kalangan profesional atau teknokrat,” kata Lili kepada wartawan, Senin (28/4/2024).
Lili menyarankan Prabowo mengangkat menteri dari kalangan akademisi dan teknokrat, demi menjamin keberlangsungan berbagai program kerja yang telah dijanjikan.
Lili pesimis jika program seperti makan siang dan susu gratis dapat tereksekusi dengan baik, jika program tersebut diserahkan kepada menteri yang berasal dari kalangan partai politik, yang belum tentu paham sepenuhnya mengenai program tersebut.
Imbasnya, program ini bisa mandek, lantaran proses adaptasi sang menteri yang menyita waktu.
"Ini penting agar program-program presiden bisa berjalan dan bisa langsung dieksekusi,” ujarnya.
Meski demikian, Lili sadar betul pernyataannya ini sekadar saran, pemilihan para menteri menjadi hak Prabowo yang tak bisa didikte pihak manapun.
“Pengisian atau pengangkatan menteri-menteri adalah hak prerogatif presiden."
"Dengan demikian, presiden memiliki kebebasan dalam pengisian menteri-menteri tersebut,” paparnya. (*)