PINUSI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang bakal bergabung dengan Partai Golkar setelah purnatugas.
Kepala negara bahkan disebut mengincar kursi ketua umum partai politik berlambang pohon beringin itu.
Isu bergabungnya Jokowi ke Partai Golkar mendapat reaksi beragam, baik dari internal Golkar maupun internal istana.
Bahkan, sejumlah pihak menilai Jokowi sulit mendapatkan posisi ketua umum Golkar, sebab partai tersebut memiliki banyak tokoh senior.
Terkait hal ini, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Belmondo Scorpio mengatakan Jokowi adalah sosok yang suka bikin kejutan, jadi terkait langkah politiknya setelah melepas jabatan kepala negara, tak seharusnya buru-buru disimpulkan.
Bagi Belmondo Scorpio, apabila gagal merengkuh kursi ketua umum Golkar atau Gerindra ,Jokowi masih punya kans besar mengambil alih PSI yang sekarang ini dipimpin putranya, Kaesang Pangarep.
"Presiden Jokowi adalah tipikal politikus yang sering memberikan kejutan, makanya kita belum tahu kejutan mana yang akan diberikan Presiden Jokowi, apakah dia akan menjadi Ketum Golkar atau Ketum Gerindra, atau malah mengambil alih PSI dari anaknya,” tutur Belmondo Scorpio, dikutip PINUSI.COM dari saluran YouTube COKRO TV Official, Minggu (17/3/2024).
Meski begitu, Belmondo Scorpio mengatakan, Jokowi juga berpeluang besar kembali ke kota kelahirannya di Solo untuk menikmati masa pensiun, setelah satu dekade memimpin negara ini.
Soal pernyataan pulang ke Solo memang sempat diutarakan Jokowi di berbagai kesempatan.
Ia megaku tak mau lagi berpartisipasi aktif di kancah politik nasional.
“Bisa juga sih beliau akhirnya sesuai dengan perkataannya kalau akan kembali ke Solo untuk rehat dan santai-santai saja," imbuh Belmondo.
Sebelumnya, Golkar membuka peluang menampung Jokowi, namun partai politik ini sudah memberi persyaratan kalau Jokowi ingin menjadi nomor satu di Golkar.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan, salah satu syarat mencalonkan diri menjadi ketua umum adalah harus memiliki pengalaman lima tahun menjadi pengurus Partai Golkar.
Itu artinya, jika masuk Golkar, Jokowi harus menjadi kader biasa terlebih dahulu
"Ya kalau mengikuti aturan itu, mungkin (belum layak jadi Ketum Golkar). Minimal 5 tahun harus jadi pengurus," terangnya. (*)