PINUSI.COM - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, mengkritik gagasan rekonsiliasi nasional yang dicetuskan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet.
Menurut Ray, rekonsiliasi nasional untuk mempertemukan semua kontestan di Pilpres 2024 adalah ide konyol.
Sebab, gagasan seperti ini tak pernah ditemukan di berbagai negara demokrasi.
“Cara pandang Pak Bambang itu sontoloyo,” kata Ray kepada wartawan, Sabtu (26/5/2024).
Bamsoet mengatakan rekonsiliasi nasional penting untuk keberlangsungan demokrasi ke depan.
Jika ketiga kubu duduk semeja setelah saling melawan di Pilpres 2024,menurut Bamsoet, maka kondisi politik juga diyakini jauh lebih kondusif.
Bamsoet bahkan mengaku dirinya dan sejumlah politisi serta aktivis, sedang berupaya mewujudkan hal ini, pihaknya bakal menjadi fasilitator.
Menurut Ray, rekonsiliasi nasional yang digagas Bamsoet jelas punya maksud dan tujuan tertentu.
Ujung-ujungnya, kata dia, hanya bagi-bagi kekuasaan, rekonsiliasi hanya kamuflase.
"Rekonsiliasi itu kamuflase untuk orang yang kalah atau yang menang, sama-sama ngejar kekuasaan," ucapnya.
Menurut Ray, rekonsiliasi ini akan menjadi sebuah agenda baik, jika ketiga pihak dalam rekonsiliasi itu bicara mengenai tugas mereka masing-masing, yang menang menjadi penguasa, dan kalah jadi oposisi.
Namun di sisi lain, Ray pesimistis mereka berani melakukan hal itu.
Yang ada, rekonsiliasi hanya jadi ajang bagi-bagi kekuasaan.
"Rekonsiliasi itu bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing aja, yang kalah oposisi, yang menang berkuasa, itulah rekonsiliasinya,” papar Ray. (*)