PINUSI.COM - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengaku pihaknya menunggu sikap PDIP terkait status keanggotaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di partai moncong putih itu, sebelum Golkar menyatakan sikap siap menampung Jokowi.
Jokowi dikabarkan bakal bergabung ke Partai Golkar setelah melepas jabatan kepala negara pada Oktober 2024.
Isu Jokowi bergabung ke partai politik berlambang pohon beringin itu mencuat di tengah retaknya hubungannya dengan PDIP pada Pilpres 2024.
Namun, hingga sekarang Jokowi maupun PDIP sama-sama belum menyatakan secara terbuka soal status keanggotan Jokowi.
Masyarakat tak tahu persis apakah Jokowi masih menjadi kader PDIP, atau telah hengkang dari partai tersebut.
“Sama-sama kita tahu Pak Jokowi sampai sekarang belum pernah menyatakan keluar dari PDI Perjuangan, yang memang selama ini kita tahu beliau kader PDI Perjuangan."
"Dan, PDI Perjuangan belum pernah menyatakan juga, mengatakan Pak Jokowi bukan kader PDI Perjuangan, itu juga harus kita hormati, jadi kembali pada putusan Pak Jokowi,” kata Doli kepada wartawan, Selasa (19/3/2024).
Doli mengatakan, jika PDIP telah memberi pernyataan, maka Golkar bersedia membuka pintu masuk untuk Jokowi.
Dia kemudian menyinggung isu yang menyebut Jokowi sedang membidik kursi ketua umum Partai Golkar.
Doli mengatakan, sejauh ini nama Jokowi belum dibahas dalam internal Partai Golkar, sebagai salah satu kandidat ketua umum pengganti Airlangga Hartarto.
Lagi pula, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar masih lama diselenggarakan, sehingga pihaknya masih belum fokus membahas hal itu.
“Makanya, saya kira kalau munas sampai sejauh ini kami belum membicarakan secara detail, karena munasnya masih lama."
"Dan kemarin soliditas yang saya sampaikan itu kami solid mendukung munas dilaksanakan Desember 2024 sesuai AD/ART, dan kemudian menuntaskan periode ini sampai akhir,” ucapnya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tak menjawab dengan tegas soal status keanggotaan Jokowi di PDIP.
Intinya, kata Hasto, panas dingin hubungan PDIP dengan Jokowi adalah sebuah dinamika politik yang menjadi pelajaran bagi para elite politik.
"Kalau kita lihat banyak dinamika, tetapi apa yang terjadi di PDIP saya pikir juga akan membangun kesadaran elite bahwa politik itu memerlukan suatu karakter yang baik," beber Hasto.(*)