PINUSI.COM - Rocky Gerung, pengamat politik sekaligus kritikus, ikut menyoroti pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang meminta jatah 5 kursi menteri di kabinet kerja Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut eks Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu, permintaan tersebut wajar, sebab partai politik berlambang Pohon Beringin itu punya andil besar dalam kemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 itu.
Bagi Rocky, permintaan Airlangga adalah upaya membikin Golkar kembali sebagai partai politik profesional.
Golkar menuntut hak atas kerja kerasnya. Dengan demikian, Rocky menyimpulkan kemenangan besar Prabowo-Gibran adalah hasil kerja keras partai-partai pengusung, termasuk Golkar, bukan karena efek Presiden Joko Widodo yang ikut cawe-cawe memihak Prabowo-Gibran.
"Jadi kelihatannya Golkar memang kembali menjadi partai profesional yang berupaya menuntut hak dia tuh."
"Karena memang kalau dilihat ya Golkar yang nyumbang banyak pada Gerindra, bukan Gibran dan bukan Jokowi, dasarnya itu kan," kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (19/3/2024).
Rocky melanjutkan, Jokowi nyaris tak menyumbang apa pun pada kemenangan Prabowo di Pilpres 2024, begitu juga dengan sosok Gibran Rakabuming Raka yang juga disebutnya tak membawa dampak elektoral bagi Prabowo.
Kemenangan pada pilpres kali ini, kata Rocky, murni perjuangan partai-partai pengusung yang bekerja militan di lapangan.
"Kan walaupun dianggap bahwa komposisi ini diatur oleh Jokowi, tapi faktanya peran Jokowi untuk menaikkan Prabowo itu sebetulnya kecil sekali itu, demikian juga Gibran," ulasnya.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengatakan, sekitar 80 persen pemilih Golkar pada Pilpres 2024 turut serta mencoblos Prabowo-Gibran.
Airlangga bahkan mengeklaim partisipasi Golkar dalam kemenangan Prabowo-Gibran menjadi yang terbesar sepanjang sejarah partai tersebut.
Untuk itu, dia menilai jatah 5 kursi bagi Golkar adalah hal yang sangat wajar.
"Ini tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, sejarah yang lalu presiden yang didukung bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen, sekarang 75 sampai 80 persen."
"Artinya benar Partai Golkar betul-betul di depan untuk memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran."
"Jadi, kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit bolehlah."
"Kita sebut 5 (posisi menteri) itu minimal, tetapi kalau dihitung proporsi 25 persen, room (ruang) masih banyak," paparnya. (*)