PINUSI.COM - Hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) mengungkapkan, 70 persen lebih warga Jakarta puas dengan kinerja Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono, dalam mengatasi persoalan transportasi.
Pengamat Transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menyebut, hasil survei ini merupakan bukti keseriusan Heru Budi dalam menyelesaikan program prioritas, di antaranya masalah transportasi dan kemacetan.
Contohnya seperti pembangunan Fase 1B kereta listrik Lintas Raya Terpadu (LRT) yang melayani rute Velodrome – Manggarai dengan lima stasiun lanjutan dari Velodrome, Jalan Pemuda, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman dan Manggarai di depan RS Agung.
"Ini akan meningkatkan inter-konektivitas dan integrasi dengan moda transportasi publik lain di Jakarta, dalam melayani masyarakat pengguna transportasi publik Jakarta."
"Serta berperan signifikan dalam memecahkan masalah kemacetan Kota Jakarta," ucapnya lewat keterangan tertulis, Senin (27/5/2024).
Praktisi hukum yang akrab disapa Tigor ini menyampaikan, rute Fase 1B itu akan mencapai jarak 6,4 kilometer, serta diharapkan dapat membawa 180.162 penumpang, atau minimal 80.000 - 100.000 penumpang per hari.
Target konstruksi awal dimulai pada paruh pertama 2023.
Tigor menjelaskan, pembangunan Fase 1B, tahap pertama hingga stasiun pertama yang akan selesai dan tepat track pada September 2024, dinilai dapat memudahkan mobilitas masyarakat, dan mendorong integrasi moda angkutan umum di Jakarta, seperti KAI Commuter Line dan MRT Jakarta serta Transjakarta.
Menurutnya, pembangunan Fase 1B ini sejalan dengan proses penyiapan Stasiun Manggarai, sebagai stasiun sentral yang menjadi pertemuan berbagai moda transportasi publik.
"Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini adalah wujud nyata komitmen Pak Heru Budi Hartono dalam melakukan upaya memecahkan masalah kemacetan."
"Dengan terus mengembangkan layanan transportasi di Jakarta, melalui ketersediaan banyak pilihan moda transportasi publik," tuturnya.
Selain pada bidang konstruksi, kata Tigor, Heru juga berhasil menciptakan integrasi sistem layanan transportasi publik massal, dengan meluncurkan aplikasi Pay As You Go (PAYG) Account Based Ticketing (ABT).
Sistem ini, lanjutnya, mengintegrasikan sistem layanan transportasi publik massal yang dikelola oleh Pemprov Jakarta, yakni LRT Jakarta, MRT Jakarta, dan Transjakarta.
Tigor menuturkan, integrasi layanan PAYG tersebut terbilang efektif dan efisien, karena berbasiskan pada waktu perjalanan dan jarak perjalanan para pengguna LRT Jakarta, MRT Jakarta, dan Transjakarta.
Menurut Tigor, sistem layanan PAYG ini untuk perjalanan multimoda, yaitu MRT Jakarta - Transjakarta - LRT Jakarta dengan tarif integrasi, yakni skema tarif multimoda dengan maksimum tarif Rp10.000/180 menit .
"Ya ini satu lagi prestasi Pak Heru untuk menuntaskan sistem integrasi layanan transportasi publik di Jakarta."
"Perjalanan menggunakan transportasi publik massal di Jakarta lebih nyaman, aman, terjangkau dan akses."
"Secara jelas ini adalah prestasi konkret dalam pembangunan sistem transportasi publik di jakarta," ungkapnya.
Tigor menegaskan, Heru telah membuktikan komitmen prioritas kerjanya dalam persoalan kemacetan, yang diwujudkan dengan terus membangun sarana transportasi publik.
Serta, mengembangkan integrasi sistem layanan transportasi publik di Jakarta, agar mampu melayani warga Jakarta dengan nyaman dan selamat.
"Jika kita juga ingin Jakarta tidak macet, maka dukung pembangunan sarana transportasi publik oleh Pemprov Jakarta, dan mari gunakan layanan transportasi publik," imbuhnya.
LRT Jakarta telah mengoperasikan layanan kereta listrik secara komersial sejak 1 Desember 2019.
Sebagai operator transportasi publik berbasis kereta listrik modern, LRT Jakarta saat ini telah melayani pengguna jasa dengan rute sepanjang 5,8 km dari Kelapa Gading Jakarta Utara hingga Rawamangun, Jakarta Timur.
Para pengguna LRT Jakarta dapat mengakses melalui enam stasiun jalur layangnya, yakni Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equistrian dan Velodrom.
Jumlah penumpang LRT Jakarta saat ini sudah mencapai rata-rata 3.000 pengguna.
"Ini pun menegaskan bukti Pak Heru juga komitmen mendukung pembangunan berkelanjutan, untuk mewujudkan Jakarta kota bisnis kelas dunia yang ramah investasi."
"Dan kita juga optimis Jakarta bisa segera naik peringkat dalam konteks sebagai Kota Global," bebernya. (*)