PINUSI.COM - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboebakar Alhabsyi mengungkapkan, perolehan suara partainya pada Pemilu 2024, meningkat.
Peningkatan jumlah suara yang didapat oleh partainya, tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Sebelumnya kami sampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mempercayai dan memilih PKS."
"Tentunya kenaikan suara dan kursi PKS ini memberikan tambahan semangat kepada kami untuk terus melayani rakyat dan berjuang bersama rakyat."
"Dari sisi kursi di DPR pun insyaAllah kita diproyeksikan naik, tadi kalau diotak-atik, kemungkinan kita dapat 53 kursi, naik 3 kursi dari periode kemarin," ungkapnya.
Anggota Komisi II DPR ini pun menjelaskan secara detail perolehan suara yang didapatkan oleh PKS.
Walaupun kenaikannya tidak signifikan, hal tersebut patut disyukuri jika dibandingkan pada pemilu 5 tahun silam.
"Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, suara PKS ada kenaikan."
"Pada pemilu kemarin perolehan PKS sebanyak 11,49 juta suara, tahun ini naik menjadi 12,73 juta suara."
"Atau kalau pada Pemilu 2019 kemarin mendapatkan 8,21%, tahun ini kita dapat 8,34% dari total suara sah nasional," beber Habib Aboebakar Alhabsyi di Jakarta, Rabu (20/3/2023).
Di sisi lain, naiknya jumlah suara PKS tidak serta merta membuat Habib tidak mengkritisi perihal soal penyelenggaraan Pemilu 2024.
Karena, ia berharap berbagai kekurangan yang terjadi di pemilu kali ini akan bisa diperbaiki pada pemilu yang akan datang.
"Atas penyelenggaraan pemilu tahun ini, kita punya beberapa catatan penting."
"Mulai dari persoalan siRekap yang banyak menimbulkan problematika. Sehingga, kita perlu kembali menegaskan agar perhitungan pemilu menggunakan pola manual berjenjang."
"Selain itu, penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil harus dikedepankan."
"Tidak boleh lagi ada penyelenggara pemilu yang terintimidasi. Apa yang terjadi di PPK Tapos, Depok, tidak boleh terulang."
"Petugas PPK yang membuat pernyataan tidak mampu melanjutkan tugas lantaran merasa diintimidasi, hal ini adalah persoalan serius."
"Ada lagi soal lonjakan suara pada partai tertentu, misalkan di dapil saya ada partai yang suaranya cuma dua ribu, namun pas di pleno jadi tujuh belas ribu, bahkan saksinya sendiri sampai bingung."
"Hal seperti ini tidak boleh terulang pada pemilu mendatang," paparnya. (*)