PINUSI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tiga hal yang sangat mengkhawatirkan negara-negara di dunia saat ini.
Pertama, katanya, adalah kurs mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Jokowi meminta berhati-hati, karena kenaikan dolar AS akan mengerek harga beberapa komoditas.
Sebaliknya, jika rupiah menguat, harga barang impor malah akan turun.
"Apa yang ditakuti oleh negara-negara di seluruh dunia saat ini? Ada tiga."
"Yang pertama berkaitan dengan kurs, kalau di Indonesia ya rupiah dengan dolar."
"Kuat mana, kuat rupiah atau kuat dolar? Begitu kuat dolar, hati-hati, ada harga-harga yang akan naik."
"Tetapi kalau kuat rupiah, harga barang-barang, terutama yang impor itu menjadi jauh lebih murah. Inilah yang ditakuti oleh semua negara," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Inaugurasi GP Ansor, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
Saat dolar AS menyentuh level Rp 16.200, mantan gubernur Jakarta ini mengaku sangat takut. Selain dolar, mata uang negara lain juga dominan.
"Kurs, kemarin kita agak ngeri juga melompat di atas Rp16 ribu, Rp16.200, kita sudah mulai ketar-ketir karena negara lain juga melompat lebih dari itu," imbuhnya.
Banyak negara juga khawatir tentang kenaikan harga minyak karena perang di Palestina dan keterlibatan Iran, membuat dunia khawatir tentang harga minyak global.
"Apa yang terjadi kalau minyak naik? Jangan dianggap remeh, perang yang jauh dari kita bisa berpengaruh kepada Indonesia."
"Kalau harga minyak naik, karena produksi Iran turun, semua barang-barang akan ikut naik."
"Kelihatannya enggak ada hubungannya perang yang ada di Palestina dengan Indonesia yang jauh, Ada."
"Kalau harga minyak naik, artinya semua barang-barang akan ikut naik," jelasnya.
Kondisi ini mirip dengan perang Rusia-Ukraina. Karena kedua negara ini adalah produsen gandum terbesar di dunia, perang membuat harga gandum melonjak sebesar 50 persen. Akibatnya, impor terhenti.
"Karena perang, mereka setop enggak bisa impor, seperti Ukraina waktu saya ke sana, ketemu Presiden Zelensky, ada stok di Ukraina itu 77 juta ton berhenti."
"Di Rusia berhenti, gandum 130 juta ton berhenti."
"Sehingga di sini harga mi naik, harga roti naik."
"Kelihatannya jauh banget tapi pengaruhnya bisa ke mana-mana."
"Itulah geopolitik, kalau tidak kita cermati bisa menyebabkan harga-harga yang juga naik," imbuhnya.
Rasio utang terhadap PDB Indonesia adalah 39%, lebih tinggi dari negara lain hingga 220%.
"Kemudian yang ketiga yang ditakuti oleh semua negara yang namanya bunga pinjaman. "
"Karena semua negara itu memiliki pinjaman, ada yang sampai 220%."
"Enggak usah saya sebutkan negara mana, bapak ibu saya kira sudah tahu."
"Ada yang 130% yang dekat kita, saya kita bapak-ibu juga sudah tahu," beber Jokowi. (*)