PINUSI.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyoroti pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara, beberapa hari lalu.
Ujang mengatakan, internal partai politik Banteng Moncong Putih putih itu rawan terbelah, jika Megawati tak lagi menjabat sebagai ketua umum.
Hal ini, kata Ujang, menjadi kekhawatiran mayoritas kader PDIP.
“Bisa pecah di tengah jalan, PDIP bisa hancur," kata Ujang kepada wartawan, Rabu (29/5/2024).
Dalam rakernas itu, Megawati Sukarnoputri sempat menyinggung regenerasi kepemimpinan di partai yang ia besut itu.
Dia bahkan sempat menyinggung nama putrinya, Puan Maharani, sebagai penerusnya menjadi ketua umum PDIP.
Namun, mayoritas kader partai tak sependapat, mereka lebih memilih memberi kesempatan satu periode lagi kepada Megawati untuk memimpin partai politik tersebut.
Menurut ujang, kader PDIP bersikap demikian, sebab mereka menilai Puan Maharani belum siap duduk di pucuk pimpinan partai.
Imbasnya, keterbelahan dan perpecahan bisa terjadi karena perbedaan.
"Kalau saya melihat di satu sisi Megawati menginginkan regenerasi, tapi di sisi yang lain kader-kader PDIP belum siap mendukung Puan, karena dianggap kalau Puan memimpin bisa jadi karena belum siap,” ulasnya.
Ujang mengatakan, sampai sekarang kader PDIP masih sangat percaya dengan kepemimpinan Megawati.
Selama puluhan tahun menakhodai partai tersebut, nyaris tak pernah terdengar ada perpecahan di internal partai. PDIP sangat solid.
"Oleh karena itu selama ada Mega, ya Megawati dulu yang pegang kendali, sehingga PDIP tetap bersatu."
"Kecuali nanti Mbak Puannya sudah siap, sudah bagus, baru bisa diregenerasi kan kepada Puan," paparnya. (*)