PINUSI.COM - Meningkatnya jumlah pengguna narkotika di kalangan mahasiswa, membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan Memorandum of Understanding dengan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).
Hal ini perlu dilakukan agar generasi muda bangsa, khususnya para mahasiswa yang aktif berkegiatan di kampus, tidak ada lagi yang terpapar narkoba.
"Sekarang ini kondisi ancaman narkotika di Indonesia sudah enggak bisa main-main lagi."
"Dan agar kita terhindar dari bahaya narkoba termasuk generasi muda, maka kita melakukan penandatanganan MOU antara ADI dan juga BNN RI, yang merupakan bagian dari cita-cita untuk mewujudkan generasi Indonesia maju Indonesia emas 2045," ucap Kepala BNN Marthinus Hukom di Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Masifnya gerakan para jaringan sindikat narkotika, baik lokal maupun internasional, membuat jumlah generasi muda yang terjerat barang haram tersebut terus naik.
Bahkan, saking gencarnya, gembong kartel narkoba internasional dari Meksiko pun sudah masuk Indonesia.
"Potensi ini jangan dibiarkan menjadi pasar oleh produsen narkotika, tapi potensi ini bisa kita gunakan untuk melawan mereka (produsen narkotika)."
"Karena produksi narkoba tidak hanya berada di luar negeri saja, tapi yang organik (tanaman) juga ada di dalam negeri seperti di Aceh, Medan, dan lain-lain."
"Mereka memanfaatkan hal itu karena kondisi ekonomi."
"Sementara di luar negeri, ada 4 orang kurir dari Indonesia yang ditangkap."
"Lalu, ada sindikat kartel narkoba yang ditakuti oleh Amerika, hari ini juga sudah masuk ke sini, di mana salah satu anggotanya tinggal di negara kita," tutur Marthinus.
MoU ini, lanjut Marthinus, bisa digunakan untuk membangun kesadaran kolektif dalam melawan narkoba.
Ia pun juga tak lupa meminta masukan dari semua anggota ADI, agar para pengedar narkoba tidak lagi menyasar para mahasiswa di kampus-kampus.
"Ini akan menjadi kekuatan baru dalam menggerakkan potensi-potensi yang dimiliki oleh civitas akademika dalam P4GN, yang bisa digunakan untuk membangun kesadaran kolektif."
"Potensi yang bisa kita gunakan sebagai patron untuk melawan narkoba, dengan jangan biarkan generasi muda kita dihancurkan kemanusiaannya."
"Oleh karena itu, kami di BNN juga membutuhkan masukan dalam bentuk kajian-kajian, untuk bagaimana melakukan pendekatan-pendekatan yang seharusnya kita lakukan seperti kajian psikologi, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain," bebernya.
Sementara, Ketua Umum ADI Mohammed Ali Berawi berharap kerja sama ini bisa saling melengkapi, untuk sama-sama menghasilkan generasi muda yang sehat dan produktif.
"Dapat terciptanya kampus sehat dan bersih dari narkoba, sehingga kampus-kampus yang terpapar narkoba itu jumlahnya akan turun secara drastis."
"Seperti yang disampaikan Kepala BNN RI, di mana mereka juga memerlukan dukungan dalam bentuk kajian-kajian yang komprehensif, baik di bidang ekonomi, bahkan sampai kepada sosial dan seterusnya."
"Kajian-kajian ini insyaallah akan dilakukan juga oleh teman-teman civitas akademik yang tergabung di Asosiasi Dosen Indonesia."
"Sehingga ke depannya tindakan-tindakan preventif pencegahan bisa dilakukan di kampus-kampus, untuk menghasilkan generasi penerus yang yang sehat, unggul, dan berdaya saing ini bisa diwujudkan," urai Ketua Umum ADI Mohammed Ali Berawi. (*)