PINUSI.COM - Suryadi, warga Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), menyebut peristiwa penggerudukan mahasiswa bukan karena pelaksanaan ibadah doa rosario, melainkan karena sering kumpul dan berisik hingga warga menjadi kesal.
"Bukan kemarin doang. Warga udah beberapa kali negur."
"Contoh ada warga yang sakaratul sekarat, dia masih sempet-sempetnya main musik gitaran."
"Ditegur sekali dua kali, sejam berhenti, besok nyanyi-nyanyi lagi," ungkapnya.
Kegiatan mahasiswa indekos yang berada di wilayah RT 007 RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu Tangerang Selatan ini, diduga tidak menentu, dan tidak sedang beribadah juga.
"Kalau masalah ibadah sebenarnya di sini enggak ada larangan juga."
"Enggak ada hari apa. Enggak menentu juga. Tapi seringnya pas mau libur."
"Kalau itu sih bukan ibadah kayaknya, emang kumpul-kumpul," ujarnya.
Warga, katanya, juga kesal lantaran kendaraan yang dibawa oleh para pemuda yang berkumpul, sering memblokade jalan, hingga para warga kesulitan mengakses jalan.
Hingga akhirnya Suryadi pun mengatakan ada warga yang melaporkan hal tersebut ke RT, lalu RT pun mendatangi dan berbicara kepada anak muda yang kumpul di indekos.
Namun, salah satu orang berbicara dengan nada tinggi, hingga menyebabkan kericuhan antar-pemuda dengan warga. (*)