PINUSI.COM - Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengeklaim adanya proses pengondisian secara politis, yang membuat partainya tak bisa meraih kemenangan pada pemilu legislatif (pileg) di Jakarta.
Akibatnya, kursi PDIP di DPR dan DPRD DKI Jakarta menurun.
"Kalau saya lihat begini, kita menghadapi satu situasi pemilu yang berbeda dari sebelumnya."
"Kenapa PDIP kursinya berkurang di DKI Jakarta?"
"Saya melihat itu tidak berjalan secara alami."
"(Ada) Proses pengondisian secara politik, sehingga PDIP tidak bisa hattrick di jakarta, meskipun hattrick secara nasional," ujar Masinton di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Sabtu (23/3/2024).
Masinton menjelaskan, pemilih suara tradisional yang berada di tingkat RT, RW, dan kelurahan, tergerus dengan adanya berbagai bantuan sosial (bansos) dan politik uang.
Situasi tersebut menurutnya sangat dirasakan PDIP dalam pileg kali ini.
"Kita mengalami betul situasi, di beberapa titik kita sudah punya di situ pemilih tradisional PDIP, di titik-titik lingkungan RT, RW, kelurahan, kemudian tergerus ya."
"Dikasih dengan berbagai bantuan, dengan bansos, politik uang dan sebagainya," bebernya.
Masinton juga buka suara soal dirinya yang tak lolos sebagai anggota DPR di pemilu legislatif (Pileg) 2024.
Menurutnya, dalam politik, gagal lolos ke parlemen adalah hal biasa.
"Dalam politik itu biasa, enggak ada bola mati dalam politik itu," ujar Masinton.
Ia lantas menjelaskan penyebab kegagalannya melaju ke Senayan, adalah karena kursi untuk PDIP di daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 2 berkurang satu.
Ini juga disebabkan menurunnya perolehan suara PDIP di DKI Jakarta.
"Iya, jadi PDIP itu kehilangan kursi satu ya, jadi bukan persoalan saya enggak terpilih."
"Kursinya hilang satu, tadinya dua kursi jadi tinggal satu kursi. Untuk dapil DKI Jakarta 2."
"Nah saya posisi (perolehan) suaranya di posisi kedua."
"Nah artinya, kalau masih tetap dua kursi kan ya, masih (bisa) ke Senayan."
"Tapi permasalahannya adalah kursinya hilang satu. Tinggal satu kursi," terangnya. (*)