PINUSI.COM - Para jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada Minggu (12/5/2024) mendatang, dengan total 241.000 peserta, yang terbagi menjadi 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Menurut Kemenag, sekitar 45.000 dari jemaah reguler adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, yang memerlukan perhatian khusus, mengingat kondisi cuaca panas di Tanah Suci.
Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) mencatat beberapa penyakit umum yang rentan dihadapi jemaah selama di Tanah Suci, termasuk infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang sering terjadi akibat kerumunan, polusi, dan perubahan suhu drastis.
"Ada beberapa penyakit yang sering dialami jemaah haji, yaitu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diakibatkan karena kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah." ucap Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah Leksmana, di Madinah, Kamis (9/5/2024).
Leksmana menambahkan, gangguan pencernaan seperti diare dan muntah juga umum, dipicu oleh perubahan pola makan dan kualitas air dan sanitasi.
Dehidrasi merupakan risiko serius di kawasan panas Mekah dan Madinah, terutama jika asupan air minum tidak adekuat.
Penyakit kulit dan infeksi jamur juga sering terjadi karena kelembaban dan panas.
Flu dan penyakit menular lainnya menjadi perhatian, karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara.
Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung mungkin juga menjadi lebih sulit untuk dikelola selama haji, karena perubahan rutin dan stres perjalanan.
Cedera karena kerumunan saat melakukan ritual juga menjadi perhatian.
Dr Leksmana merekomendasikan jemaah membawa obat-obatan seperti antidiare, obat pencernaan, pereda nyeri, obat alergi, obat kulit, serta obat flu dan batuk.
Obat-obatan pribadi untuk kondisi kesehatan kronis juga harus dibawa untuk mengantisipasi berbagai keadaan selama haji. (*)