PINUSI.COM - Sebelum rilis data inflasi Indonesia, rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini.
Rupiah dibuka di posisi Rp16.240/US, menguat tipis 0,03% pada perdagangan, Senin (3/6/2024), menurut data Refinitiv.
Inflasi Indonesia untuk Mei 2024 akan diumumkan siang ini.
Konsensus pasar dari 13 institusi yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia, memperkirakan inflasi menembus 0,06% dibandingkan bulan sebelumnya (bulan ke bulan/mtm).
Inflasi inti diproyeksi 1,85% tahunan, dan inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94% tahunan/tahunan pada Mei 2024.
Sebagai catatan, inflasi bulan April teratat pada 3,0 persen (yoy) dan 0,25% (mtm).
Fithra Faisal, seorang ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan normalisasi permintaan dan penurunan semangat Lebaran, adalah penyebab utama penurunan inflasi Mei 2024.
Selain itu, ia menyatakan bawang merah, cabai, beras, telur, dan daging ayam akan menjadi komoditas utama selama Bulan Mei.
Selain itu, Fithra mengungkapkan, karena beras sudah memasuki masa panen dan karena efek Tunjangan Hari Raya (THR) telah berakhir, kenaikan inflasi kali ini mungkin lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Juniman, ekonom dari Bank Maybank Indonesia, inflasi Mei tampaknya masih terkendali.
"Pasca-perayaan Ramadan dan Idulfitri, harga barang dan jasa mulai mengalami penurunan," ungkap Juniman.
Beras, bawang merah, bawang putih, cabai, cabai merah, telur, dan biaya angkutan antar-kota adalah beberapa barang dan jasa yang mengalami penurunan harga.
Selain itu, Juniman menyatakan, komoditas utama yang mendorong inflasi bulan ini adalah harga minyak goreng, gula pasir, tiket pesawat, perhiasan emas, rokok filter, dan rokok kretek.
Sebagai informasi, harga gula pasir memang cenderung naik, meskipun tidak signifikan.
Ini meningkat dari Rp19.000/kg pada awal Mei menjadi Rp19.250/kg pada akhir Mei. (*)