PINUSI.COM - Pakar telematika Roy Suryo menilai kasus pembunuhan sadis pasangan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 yang kembali mengemuka, patut diduga sebagai cara mengalihkan perhatian publik dari kasus-kasus besar lainnya yang sedang terjadi.
Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, saat ini pemberitaan kasus pembunuhan sadis yang diduga dilakukan geng motor itu sudah terlalu berlebihan.
Sebab, semua media nasional rama-ramai menyorot kasus tersebut setelah kisahnya difilmkan.
“Jadi di sinilah tampak kalau pemberitaan berlebihan kasus Vina ini malah ditengarai memang digunakan untuk menutup-nutupi kasus-kasus besar tersebut,” kata Roy lewat keterangan tertulis, Senin (3/6/2024).
Di tengah gegernya kasus Vina Cirebon, kata Roy, ada kasus-kasus besar yang seharusnya tetap dikawal dan menjadi perhatian publik, seperti kasus korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp271 triliun.
Kemudian, kasus penguntitan Jampidsus Febrie Adriansyah yang dilakukan oleh anggota Densus 88 Antiteror, hingga isu tabungan perumahan rakyat (Tapera).
Roy mengatakan, peristiwa-peristiwa besar di atas terkesan jauh dari pemberitaan media, dan tak menjadi perhatian publik, gara-gara kasus Vina Cirebon yang sudah berlangsung 8 tahun lalu itu kembali terkuak.
“Padahal yang seharusnya diberitakan, justru sangat banyak topik berita yang jauh lebih penting dibahas dan didiskusikan, selain melulu hanya topik ini (kasus Vina).”
“Mulai dari kasus korupsi timah Rp271 trilun yang sampai-sampai terjadi saling intip dua Institusi penegak hukum."
"Kasus Tapera yang sangat memberatkan masyarakat, karena sangat tidak masuk akal dan dikhawatirkan hanya akan menjadi ajang korupsi baru."
"Sampai kasus-kasus lain seperti Putusan MA soal batas usia calon kepala daerah yang sangat tampak ada pesanan oknum tertentu,” bebernya.
Ketimbang kasus Vina Cirebon, Roy menyebut kasus korupsi timah hingga Tapera, jelas jauh lebih penting untuk disorot media dan terus diangkat ke permukaan.
Roy justru menyayangkan pemberitaan kasus Vina yang terus diulang-ulang, namun tak ada titik terang dari peristiwa pembunuhan sadis itu.
“Kasus-kasus yang sejatinya lebih penting di atas sebenarnya jauh lebih krusial untuk mendapatkan porsi pemberitaan yang lebih besar, dibandingkan dengan hanya mengulang-ulang pernyataan dari pihak-pihak di kasus tahun 2016 tersebut,” imbuhnya. (*)