PINUSI.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui kemenangannya pada pertarungan Pilpres 2024, tidak lepas dari peran Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo mengatakan, efek Jokowi berdampak signifikan pada kemenangan kali ini.
Eks Danjen Kopassus itu mengaku elektabilitas Jokowi sangat tinggi di masa akhir jabatannya.
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kepala negara, lanjut Prabowo, juga berimbas positif terhadap dirinya.
Jelang Pilpres 2024, Prabowo memang lebih intens tampil di hadapan bareng Jokowi, hal ini pula yang kemudian membantu masyarakat menaruh simpati padanya.
"Presiden Joko Widodo mendapat 82-83 persen penilaian positif dalam jajak pendapat publik, dan tentu saja rakyat pun merasakan komitmennya untuk membawa perbaikan pada kondisi masyarakat, khususnya masyarakat miskin."
"Jadi ya, menurut saya efek Jokowi sangat membantu saya," kata Prabowo dalam wawancara dengan media asing Al Jazeera, dikutip pada Senin (13/5/2024).
Prabowo mengatakan, sejak bergabung dengan pemerintahan Presiden Jokowi, banyak masyarakat yang menaruh simpati padanya, disebabkan karena kesamaan visi misi serta prinsip.
Prabowo menyebut dirinya dan Jokowi punya pandangan yang sama, yakni sama-sama ingin menyejahterakan masyarakat, serta memutus rantai kemiskinan yang membelenggu bangsa ini.
"Dia memiliki prinsip yang sama dengan saya."
"Sebagai anak Bangsa Indonesia, kami ingin masyarakat kami hidup bermartabat."
"Mereka tidak bisa hidup dalam kemiskinan," paparnya.
Kendati begitu, Prabowo juga mengatakan, efek Jokowi bukan faktor tunggal, yang bikin dirinya meraih kemenangan.
Faktor lainnya, salah satunya karena dirinya sudah rutin bolak-balik di pentas pilpres sebagai calon presiden.
Prabowo mengatakan dirinya sudah beberapa kali ikut pilpres, membuat visi misi yang diusungnya sampai kepada masyarakat.
"Saya pikir kombinasi beberapa faktor, dan karena saya sudah mencalonkan dua kali sebelumnya."
"Pesan saya, narasi saya, prinsip saya sampai ke masyarakat, dan kali ini pada dasarnya merasa menjadi bagian dari tim petahana (incumbent)," paparnya. (*)