PINUSI.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto mewacanakan penyederhanaan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu).
Dia menilai sistem pemilu saat ini memakan ongkos besar dan sangat melelahkan.
Untuk itu, sistem pemilu mesti diutak-atik lagi supaya tak berbiaya mahal.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya bersama opresiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sedang menggodok hal ini.
Mereka tengah mencari formulasi yang pas untuk diterapkan.
Kalau bisa, pemilu dibuat sesederhana mungkin tanpa anggaran besar.
"Tentu harus kita sempurnakan, supaya bisa tidak sih disederhanakan?"
"Kan kira-kira seperti itu, agar tidak melelahkan dan tidak berbiaya mahal," tutur Muzani kepada wartawan, Senin (13/5/2024).
Tak hanya soal biaya dan pemborosan waktu yang menguras tenaga, Prabowo juga ingin proses Pemilu yang selama ini dikenal dengan pemilihan di tempat pemungutan suara (TPS), diubah sistemnya.
Cara pemilihan yang demikian dinilai terlampau konvensional dan cenderung rumit serta menyusahkan kelompok masyarakat tertentu.
Untuk itu, mereka mengupayakan agar penyelenggaraan pemilu ke depan lebih fleksibel. Masyarakat tak mesti datang ke TPS untuk menggunakan hak politiknya.
"Kita cari solusinya bagaimana demokrasi itu bisa lebih sederhana, sehingga rakyat tidak terus berhadapan dengan TPS," ucap Muzani.
Prabowo beberapa kali mengeluhkan sistem pemilu di negara ini.
Terakhir, dia mengutarakan hal itu di hadapan investor yang hadir di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 pada 5 Maret 2024.
"Izinkan saya untuk mengungkapkan bahwa demokrasi itu benar-benar, sangat-sangat melelahkan."
"Demokrasi itu sangat berantakan."
"Demokrasi sangat mahal dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita."
"Ada banyak ruang untuk perbaikan," ujarnya. (*)