PINUSI.COM - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) berharap PDIP dan PKS konsisten pada niat awal menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kedua partai politik ini diharapkan tak goyang karena bujuk rayu kekuasaan.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, dengan adanya oposisi, maka pemerintahan Prabowo-Gibran bisa berjalan seimbang, apalagi oposisi itu diisi partai sekaliber PDIP.
"Tugas kita sekarang mendorong agar PDIP tidak terbujuk oleh rayuan kekuasaan, sehingga ada jaminan bagi kita, ada check and balances yang cukup berpengaruh di lima tahun mendatang," kata Lucius lewa keterangan tertulis, Selasa (4/5/2024).
Lucius mengakui kekuatan PDIP dan PKS memang tak seimbang dengan kekuatan gabungan partai koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Namun, kata dia, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak beroposisi.
Kedua partai politik ini, lanjut Lucius, sama-sama berpengalaman menjadi oposisi.
Jadi, menurutnya, PDIP dan PKS seharusnya bisa menggalang kekuatan masyarakat sipil untuk mendukung posisi mereka sebagai oposisi.
PDIP pernah sukses besar menerapkan cara ini, ketika 10 tahun beroposisi di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau dia bisa menggabungkan kekuatannya dengan kekuatan masyarakat sipil, kekuatan publik, itu dengan mudah DPR bisa dipaksa untuk mengikuti aspirasi publik,” tuturnya.
Supaya tetap konsisten menjadi oposisi, Formappi, kata Lucius, meminta PDIP dan PKS menjaga jarak dengan partai-partai koalisi Prabowo-Gibran.
Kedua parpol ini tak boleh terlibat dalam pembicaraan bagi-bagi jatah kekuasaan di pemerintahan baru.
"Jadi, asal PDIP dan PKS konsisten mau tetap menjadi oposisi dan tidak terlibat dalam pembicaraan bagi-bagi jatah, saya kira mereka punya pengalaman untuk bisa menunjukkan kekuatan di parlemen," paparnya.
PDIP dan PKS belum mengumumkan sikap politiknya pasca-kekalahan di Pilpres 2024.
Keduanya belum memutuskan beroposisi atau berkoalisi.
Di sisi lain, kubu Prabowo-Gibran gencar melakukan pendekatan kepada rival politik mereka di Pilpres 2024.
Sejumlah partai sudah sukses diboyong ke dalam koalisi, seperti NasDem dan PKB, yang sebelumnya bersama PKS mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Sementara, PPP yang sebelumnya satu kubu bareng PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, juga sudah beberapa kali memberi lampu hijau untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
"Kalau (tidak ada oposisi) demokrasi sudah selesai,” imbuh Lucius. (*)