PINUSI.COM - Harga emas terus naik hingga lebih dari 15% sejak awal 2024, menjadikannya sebagai kelas aset dengan kinerja terbaik sepanjang masa.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan permintaan dari bank sentral, serta minat investor yang meningkat untuk membeli emas fisik melalui Exchange-Traded Fund (ETF).
Peningkatan harga juga disebabkan oleh melemahnya dolar AS dibandingkan emas.
Namun, tren pekan lalu terganggu oleh dua peristiwa berturut-turut.
Harga emas jatuh lebih dari US$100 dalam satu sesi trading, setelah laporan inflasi AS yang lemah dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Para investor khawatir dan bertanya-tanya, apakah harga emas akan terus meningkat di 2024 karena penurunan drastis harga.
Ini disebabkan oleh laporan inflasi, yang menunjukkan harga di Amerika Serikat naik lebih cepat dari yang diantisipasi.
Tingkat kenaikan harga saat ini di inflasi inti mendekati target 2 persen di pertengahan tahun lalu, tetapi tidak dapat mempertahankan level tersebut.
Tingkat pertumbuhan harga mulai meningkat menjelang akhir 2023, dan mencapai sekitar 4,4,5 persen pada April 2024, yang cukup tinggi bagi AS.
"Perkiraan di awal pemotongan suku bunga utama sangatlah ambisius, dan tidak optimistis," ungkap John . Williams, presiden dan CEO Fed New York, dikutip pada Kamis (18/4/2024).
Sebaliknya, kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik di Timur Tengah, membuat harga emas turun tajam pada akhir pekan lalu, saat investor beralih ke aset yang lebih berisiko, terutama karena hubungannya yang kuat dengan dolar AS.
Namun, menurut penelitian Octa, investor akan tetap menganggap emas sebagai aset yang aman dalam jangka panjang, terutama selama musim badai politik global.
Ketegangan meningkatkan permintaan logam kuning ini.
Itu adalah salah satu alasan mengapa harga emas meningkat.
Dalam peristiwa terbaru, Pemerintah Israel telah menyatakan mereka tidak memiliki rencana untuk serangan balasan yang cepat.
Serangan Iran diperkirakan akan menyebabkan kerusakan terbatas bagi Israel.
"Kita memiliki dua faktor vital di awal triwulan baru."
"Saat memperkirakan harga emas, kita harus lebih memperhatikan kondisi perekonomian dan dinamika suku bunga AS, dan bukannya pada konflik geopolitik, karena sebagaimana yang sudah kami sebutkan, efeknya terbatas," tulis riset Octa.
Oleh karena itu, tren penurunan harga emas mungkin akan berlanjut hingga pertemuan FOMC AS pada 12 Juni 2024, saat pasar keuangan tetap dalam kondisi Risiko-on. (*)