PINUSI.COM - Partai Gerindra merespons pernyataan PDIP, yang masih membuka peluang pertemuan Megawati Sukarnoputri dengan Prabowo Subianto.
Kedua ketua umum partai politik itu disebut-sebut bisa duduk semeja pada momen-momen besar seperti HUT RI.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, terkait wacana pertemuan Megawati-Prabowo pada momen-momen upacara kenegaraan itu, pihaknya sama sekali tak mengetahuinya.
Sebab, di Gerindra sendiri aktivitas Prabowo pada hari besar kenegaraan, belum terjadwal, mengingat momen 17 Agustus masih lama.
"Saya tidak tahu apakah kemudian agenda itu sudah teragenda di PDIP,” kata Dasco kepada wartawan, Rabu (15/5/2024).
Dasco melanjutkan, hingga saat ini pihaknya juga belum mendapat informasi dari PDIP, terkait wacana pertemuan Megawati-Prabowo pada 17 Agustus 2024.
“Belum terinformasi kepada kami di Gerindra,” ucapnya.
Wacana pertemuan itu sudah lama direncanakan.
Bahkan, desas-desus pertemuan keduanya sudah mulai mengemuka saat sengketa Pilpres 2024 sedang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
Kabarnya, pertemuan itu disebut sebagai momentum untuk mengajak Megawati bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Namun, karena berbagai alasan, pertemuan itu mandek sampai sekarang.
Kekinian, wacana pertemuan itu nyaris tenggelam, setelah MK menolak semua gugatan kecurangan Pilpres 2024 yang diajukan PDIP bersama partai koalisi pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baru-baru ini, PDIP lewat Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan Megawati dengan Prabowo Subianto sebetulnya hanya menunggu waktu.
Dia menyebut alasan wacana pertemuan itu belum terealisasi sampai sekarang, lantaran belum ada momentum yang pas bagi keduanya untuk duduk satu meja.
"Ya, dalam momentum yang tepat setelah agenda partai dijalankan, pertemuan akan dapat dijalankan,” ucap Hasto.
Hasto melanjutkan, peluang pertemuan Megawati-Prabowo Subianto masih terbuka lebar.
Menurutnya, ada banyak momen yang bisa mempertemukan keduanya, di mana mereka dapat duduk semeja dan membicarakan berbagai masalah politik hingga kebangsaaan.
“Kita kan punya agenda-agenda nasional, di mana para pemimpin bisa bertemu bersama, misalnya, ada spirit 17 Agustus dan sebagainya," cetus Hasto.(*)