Pemerintah Mau Larang Jurnalisme Investigasi, Mental Elite Politik Indonesia Dinilai Cuma Mau Dengar Berita Baik

Oleh Yohanes123Thursday, 16th May 2024 | 10:00 WIB
Pemerintah Mau Larang Jurnalisme Investigasi, Mental Elite Politik Indonesia Dinilai Cuma Mau Dengar Berita Baik
Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional Selamat Ginting, draf revisi UU Penyiaran itu adalah cerminan mental para elite politik Tanah Air, yang maunya hanya mendengar berita-berita baik saja. Foto: Istimewa

PINUSI.COM - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting, menyoroti draf revisi Undang-undang Penyiaran, yang disinyalir dapat mengebiri kebebasan pers, dengan melarang jurnalisme investigasi. 

Menurut Ginting, draf revisi UU Penyiaran itu adalah cerminan mental para elite politik Tanah Air, yang maunya hanya mendengar berita-berita baik saja.

Mereka menutup telinga dan ogah mendengar pemberitaan buruk.

Padahal, pemberitaan buruk adalah bahan untuk merefleksi diri dan memperbaiki kinerja. 

“Elite politik jangan hanya bisa menerima pemberitaan yang baik-baik saja,” kata Ginting lewa keterangan tertulis, Kamis (16/5/2024). 

Menurut Ginting, jurnalisme investigasi sangat penting.

Sebab, dengan penyelidikan mendalam, wartawan bisa mengungkap sisi gelap, atau bahkan mengungkap sebuah kasus baru, baik itu kasus politik, hukum atau yang lainnya. 

“Jika lembaga-lembaga negara tidak menjalankan amanat konstitusi, maka pers wajib mengungkapkan adanya disfungsi, ketidakjujuran, bahkan kesalahan penyelenggara negara."

"Itulah kontribusi jurnalisme investigasi,”  tutur Ginting.

Karena itu, lanjutnya, upaya penghapusan jurnalisme investigasi lewat Undang-undang Penyiaran, bagi Ginting adalah sebuah tindakan yang sukar dinalar. 

Dia menentang keras hal itu. Menurutnya, upaya menghapus jurnalisme investigasi adalah cara elite politik melindungi diri dari berbagai kasus yang bisa saja diungkap wartawan dalam laporan investigasi. 

"Tugas suci jurnalisme investigasi itu layaknya penyelidikan terhadap adanya kejanggalan yang dapat merugikan kepentingan publik," ucapnya. (*)

Terkini

Hati-Hati! Ini 7 Ciri-Ciri Link Phishing yang Wajib Kamu Tahu!
Hati-Hati! Ini 7 Ciri-Ciri Link Phishing yang Wajib Kamu Tahu!
PinTect | in 7 hours
Bahaya! Gemini AI Jadi Liar: Ngamuk, Ngancam, Sampai Suruh Pengguna Mati!
Bahaya! Gemini AI Jadi Liar: Ngamuk, Ngancam, Sampai Suruh Pengguna Mati!
PinTect | in 4 hours
China Pamer Desain Pesawat Antariksa Canggih, Bisa Dipakai Ulang!
China Pamer Desain Pesawat Antariksa Canggih, Bisa Dipakai Ulang!
PinTect | in an hour
Pulau Rubiah: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
Pulau Rubiah: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
PinRec | in an hour
Wisata Pantai Lhok Mee: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Dikunjungi
Wisata Pantai Lhok Mee: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Dikunjungi
PinRec | in an hour
Keuangan Bayern Munich Jadi Penghalang Transfer Florian Wirtz, Fokus pada Kontrak Baru Jamal Musiala
Keuangan Bayern Munich Jadi Penghalang Transfer Florian Wirtz, Fokus pada Kontrak Baru Jamal Musiala
PinSport | in an hour
Rekomendasi Hotel Mercure BSD City: Hotel Mewah dengan Sentuhan Modern dan Lokasi Strategis
Rekomendasi Hotel Mercure BSD City: Hotel Mewah dengan Sentuhan Modern dan Lokasi Strategis
PinRec | in an hour
Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Ditunda, Fokus PSSI Beralih ke Timnas U-20
Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Ditunda, Fokus PSSI Beralih ke Timnas U-20
PinSport | in an hour
Ford Kembali ke Indonesia dengan Hadirkan Ranger dan Everest Terbaru: Siap Bersaing di Pasar SUV dan Pickup!
Ford Kembali ke Indonesia dengan Hadirkan Ranger dan Everest Terbaru: Siap Bersaing di Pasar SUV dan Pickup!
PinTect | in an hour
7 Fitur Canggih Microsoft Word yang Bikin Hidup Kamu Makin Santai!
7 Fitur Canggih Microsoft Word yang Bikin Hidup Kamu Makin Santai!
PinTect | in 42 minutes
© 2024 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta