PINUSI.COM - Selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Xi Jinping, hubungan ekonomi Indonesia-Cina disebut telah mencapai puncaknya.
Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan peringkat investasi Cina, yang saat ini menduduki posisi kedua, menurut Wu Zhiwei, Konsultan Kantor Perunding Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Cina untuk Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi Cina di posisi kedua terbesar di Tanah Air pada 2022 dan 2023, masing-masing US$ 8,2 miliar dan US$ 7,4 miliar.
Peringkat ini meningkat dibandingkan pada 2021, ketika Cina berada di posisi ketiga dengan investasi US$ 3,1 miliar.
"10 tahun pemerintahan Jokowi, hubungan ekonomi Indonesia dan Cina memasuki masa keemasan."
"Dari peringkat 12 (capaian investasi) meningkat jadi ke-2 di bawah Singapura."
"Kerja sama investasi menjadi instrumen akselerasi dalam dekade keemasan, dan menjadi kunci untuk dekade selanjutnya," tutur Wu dalam acara Indonesia-China Investment Promotion Seminar di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Selasa (14/5/2024).
Kebijakan hilirisasi Presiden Jokowi juga mendorong peningkatan investasi Cina di Indonesia.
Dia berpendapat, investor Cina paling responsif terhadap program tersebut.
"Presiden Jokowi sering menekankan hilirisasi industri, dan investor Cina lah yang memberikan respons paling agresif."
"Sebagai contoh, industri pertambangan dan smelter, dalam beberapa tahun terakhir telah didirikan industri hilirisasi nikel, aluminium, industri high value added," bebernya.
Ia menunjukkan, Kabupaten Morowali telah mengalami transformasi yang berbeda dari 10 tahun sebelumnya.
Kabupaten yang dulunya bergantung pada nelayan, sekarang dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi.
"Morowali telah menjadi basis produksi penting bahan baku kendaraan listrik dunia."
"Morowali menjadi kabupaten dengan peningkatan ekonomi terpesat di Indonesia."
"Prestasi ini bisa terwujud dengan kerja sama dan kontribusi antara pengusaha Cina dan Indonesia yang saling mendukung," imbuhnya.
Sementara, Riyatno, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal dan Investasi Kementerian, mengungkapkan lima investasi utama Cina di Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Salah satu dari lima sektor tersebut adalah pengolahan logam dasar senilai USR 12,8 miliar, industri transportasi, pergudangan, dan komunikasi senilai USR 7,9 miliar, dan industri listrik, gas, dan air senilai USR 2,5 miliar.
"Kemudian, industri kimia, farmasi senilai US$ 2,4 miliar dengan porsi 8%, dan kawasan industri, perumahan dan perkantoran sebesar US$ 2 miliar dengan porsi 7%."
"Kami juga sangat mengapresiasi capaian Cina dalam mendukung program pemerintah untuk penyebaran dan pemetaan investasi," ucapnya. (*)