PINUSI.COM, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia membongkar alasan mengenai perlunya pembangunan smelter di Papua.
"Kenapa smelter di Papua. Freeport itu di Papua," jelasnya saat konferensi pers di Kementerian Investasi dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Bahlil menerangkan sudah saatnya tidak menjadikan alasan kesiapan infrastruktur di Papua sebagai alasan tidak membangun smelter di Papua.
Di sisi lain, pembangunan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, telah selesai pada Mei 2024.
Megaproyek dengan nilai investasi sebensar US$ 3 miliar tersebut sempat molor 6 bulan. Pandemi Covid-19 yang melanda di Indonesia menjadi penyebab molornya pembangunan smelter tersebut.
Bahlil menerangkan saat ini smelter PT Freeport Indonesia di Gresik tersebut sudah mulai beroperasi. Namun dalam proses produksinya tidak bisa langsung memproduksi 1,7 juta ton konsentrat.
"Baru 40 persen. Kalau sekaligus masuk maka bisa meledak itu smelter. Itu mekanisme kerja industri," jelasnya.
Adapun wilayah yang berpotensi menjadi lokasi dibangunnya smelter saat ini Bahlil baru mengantongi dua opsi wilayah di Timika dan Fakfak.