PINUSI.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta mencatat, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 7.142 hingga 14 Mei 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Puncak kasus DBD terjadi pada April lalu, dengan jumlah mencapai 3.132 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, saat ini kasus DBD sudah mulai mengalami tren penurunan.
Meski demikian, Dinkes bakal tetap melakukan pemetaan wilayah dengan kasus DBD yang masih tinggi.
"Ada penanda pada kelurahan yang kasus DBD-nya masih terus meningkat, Pak Wali memberikan semacam pelakat menandakan wilayah kelurahan yang dipimpin Lurah tertentu masih tinggi kasus DBD," ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (18/5/2024).
Untuk wilayah yang masih tinggi kasus DBD-nya, maka Dinkes bakal lebih gencar melakukan upaya 3M Plus, yaitu menguras, menutup, mengubur.
Ia pun meminta upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Jakarta tetap dilakukan dua kali dalam seminggu di beberapa wilayah.
"Bahkan jangan cuma di permukiman, tapi juga di kantor, tempat umum semua perlu digencarkan PSN-nya seperti 3M Plus," kata Dwi.
Dinkes juga mengingatkan masyarakat agar tidak terlambat memeriksakan keadaannya ketika demam tinggi.
Hal itu mengingat fase kritis demam berdarah terjadi antara hari ke-4 hingga ke-6.
"Jangan menunda kalau memang kondisi sakit, demam tinggi, itu harus segera periksakan diri, jangan sampai lewat lebih dari 3 hari tapi belum memeriksakan diri."
"Nanti sudah terlambat dalam upaya kita memulihkan kondisi kesehatan," tuturnya.
Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono ini juga mengingatkan, peluang terjadinya kasus DBD bisa berpotensi di semua kalangan umum.
"Usianya ya dari usia dewasa muda, anak, sampai lansia."
"Karena demam berdarah bisa menyerang semua umur, dan kondisi risiko untuk terjadi shock di hari ke-4 dan ke-6 itu terjadi pada semua penderita, sehingga peluang terjadi kasus fatal, kalau terlambat diperiksa bisa terjadi pada semua umur," terangnya.
Dinkes Jakarta menyatakan implementasi pelepasan nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia, tak akan menggantikan peran kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam mengendalikan demam berdarah dengue (DBD).
Kementerian Kesehatan juga tengah menyusun strategi nasional penanggulangan DBD, dan rencananya memasukkan teknologi nyamuk ber-wolbachia sebagai bagian dari inovasi program pengendalian dengue, tanpa melupakan PSN 3M Plus sebagai strategi utama. (*)