PINUSI.COM - Kader dari organisasi islam terbesar di dunia yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Zainul Maarif mengucapkan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat pertemuannya dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Hal ini disampaikan setelah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta memecatnya dari posisi di Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta.
Zainul menjelaskan bahwa pertemuan dengan Herzog terjadi di luar agenda utama acara ‘Penelitian Lapangan dan Dialog Lintas Iman untuk Perdamaian’ yang dilaksanakan di Palestina dan Israel dari 30 Juni hingga 5 Juli 2024.
Selanjutnya, ia menegaskan bahwa tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membela hak-hak rakyat Palestina dan meminta Presiden Israel agar tidak melanjutkan agresi terhadap warga Palestina.
Sebelumnya, PWNU DKI Jakarta memecat empat pengurus karena dianggap menjalin hubungan dengan Israel. Selain Zainul Maarif, pengurus lainnya yang dipecat adalah Mukti Ali Qusyairi, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh. Mereka semua adalah bagian dari LBM NU DKI Jakarta, yang merupakan sayap intelektual di bawah NU.
Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma’arif, mengungkapkan bahwa pemecatan ini telah dibahas dalam rapat pengurus daerah.
"Beberapa orang yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam keberangkatan kader NU ke Israel diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jakarta," ucap Samsul.
Samsul juga menyebutkan bahwa keempat pengurus tersebut terlibat dengan organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim), yang sebelumnya disebut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf sebagai contoh organisasi lobi Israel di Indonesia.
Meskipun dipecat dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta, Samsul menegaskan bahwa Zainul Maarif, Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh tetap merupakan kader NU di Jakarta dan masih berhak mengikuti kegiatan NU. Namun, mereka tidak lagi termasuk dalam kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta. (*)