PINUSI.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan banjir untuk mempertimbangkan relokasi ke rumah susun (rusun) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menurutnya, hunian vertikal ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat agar dapat tinggal di lingkungan yang lebih layak dan aman.
“Saya selalu menyosialisasikan hal ini. Ayo kita pindah ke rumah susun,” ujar Rano usai meninjau kawasan terdampak banjir di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Selasa.
Rusun Jagakarsa Siap Huni dengan Fasilitas Lengkap
Rano Karno mengungkapkan bahwa Pemprov DKI telah menyelesaikan pembangunan rumah susun di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kompleks hunian vertikal tersebut terdiri dari tiga tower dengan total hampir 800 unit kamar.
Pria yang akrab disapa Bang Doel ini menambahkan bahwa rata-rata unit rusun yang disediakan memiliki dua kamar tidur serta dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk akses air bersih dan sarana olahraga. Dengan berbagai fasilitas ini, diharapkan masyarakat bersedia pindah ke hunian yang lebih tertata dan aman dari ancaman banjir.
Proses Adaptasi Warga Butuh Waktu
Rano mengakui bahwa ajakan untuk pindah ke rusun masih memerlukan waktu karena banyak warga Jakarta yang belum terbiasa tinggal di hunian vertikal. Namun, ia menegaskan bahwa relokasi ini merupakan bagian dari solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir di ibu kota.
“Memang kita perlu waktu. Masyarakat Jakarta belum terbiasa tinggal di rusun. Tapi tidak ada cara lain. Jakarta enggak bisa selesai dalam lima tahun. Ini harus dilakukan secara berkesinambungan,” tegasnya.
Meski demikian, bagi warga yang masih ingin tetap tinggal di lokasi sekitar tempat tinggalnya saat ini, Pemprov DKI membuka kemungkinan untuk membangun rusun di area yang tidak terlalu jauh dari pemukiman asal mereka.
Normalisasi Sungai Tetap Berjalan
Selain mengupayakan relokasi warga ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa), Pemprov DKI juga terus menjalankan program normalisasi sungai untuk meminimalisir risiko banjir di wilayah ibu kota.
Rano mengingatkan bahwa karakteristik banjir di Jakarta tidak bisa diprediksi, sehingga perlu adanya solusi permanen. Ia menyoroti bahwa meskipun penghuni rusun di lantai atas relatif aman, mereka yang tinggal di lantai bawah tetap bisa terdampak jika banjir terjadi.
“Rusun mungkin aman buat yang tinggal di lantai atas, tapi yang di bawah tetap berisiko. Makanya, program nasional seperti normalisasi sungai tetap kita lanjutkan. Bahkan, proyek Giant Sea Wall juga termasuk dalam struktur program nasional yang harus dilakukan. Selain dari pemerintah pusat, Pemprov DKI juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan upaya penanggulangan banjir,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah ini, Pemprov DKI berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dapat lebih terbuka terhadap solusi hunian vertikal demi keamanan dan kenyamanan jangka panjang.