PINUSI.COM - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, memastikan insiden yang melibatkan anak-anak diduga mengalami gejala keracunan saat menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di Sukoharjo, Jawa Tengah, telah ditangani dengan cepat sesuai standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/1), Hasan menyebutkan sebanyak 40 anak yang mengalami gejala mual dan muntah segera mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat. "Kondisi mereka saat ini sudah membaik," ujar Hasan.
Hasan menjelaskan bahwa setiap kejadian yang tidak diinginkan dalam program MBG langsung ditindaklanjuti oleh sekolah dengan melapor ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan puskesmas. Setelah itu, makanan yang dicurigai langsung ditarik dari peredaran dan diganti dengan menu lain.
SPPG merupakan satuan yang bertugas mengelola dapur umum untuk menyediakan makanan bergizi gratis bagi anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dalam operasionalnya, SPPG dipimpin oleh kepala satuan dengan dukungan ahli gizi dan akuntan.
Selain itu, SPPG diwajibkan menyimpan sampel makanan selama 2 x 24 jam sebagai langkah antisipasi jika terjadi insiden. "Saat ini, sampel makanan dari dapur SPPG di Sukoharjo sedang diperiksa oleh dinas kesehatan," tambah Hasan.
Evaluasi Penting bagi Program MBG
Insiden di Sukoharjo ini menjadi evaluasi besar bagi Badan Gizi Nasional (BGN), yang bertanggung jawab atas program prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto tersebut. "Kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk memperketat pelaksanaan SOP di setiap tahap penyediaan MBG guna memastikan kualitas dan kehigienisan makanan," jelas Hasan.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam kesempatan terpisah, mengungkapkan bahwa insiden keracunan ini terjadi akibat kesalahan pengolahan ayam yang menjadi menu utama di SDN Dukuh 03 Sukoharjo. Setelah gejala mual dan muntah muncul, petugas kesehatan langsung bergerak cepat untuk mengganti menu tersebut.
Upaya Pencegahan di Masa Depan
Dadan menegaskan bahwa langkah-langkah preventif akan semakin diperketat untuk mencegah insiden serupa. Hal ini meliputi pengawasan lebih ketat terhadap proses pengolahan makanan di dapur umum hingga distribusi makanan kepada siswa.
Program MBG tetap menjadi salah satu upaya penting pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat. Namun, kejadian ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan ketat di seluruh rantai penyediaan makanan demi keamanan dan kesehatan penerima manfaat.