PINUSI.COM - Fenomena "Koin Jagat" tengah menjadi tren di kalangan warga Indonesia, yang ramai berburu koin di ruang publik, termasuk di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Permainan ini, yang banyak beredar di platform media sosial seperti TikTok, mengundang perhatian besar karena menjanjikan hadiah uang tunai bagi pemain yang berhasil mengumpulkan koin-koin yang tersebar di berbagai lokasi.
Namun, keberadaan koin virtual ini juga menimbulkan dampak negatif. Fasilitas publik di kawasan GBK, seperti tiang lampu, paving block, dan taman, mengalami kerusakan akibat tingginya minat warga yang terlibat dalam permainan tersebut. Direktur Umum Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno (PPK GBK), Hadi Sulistia, menyatakan bahwa pihaknya telah meminta pemilik aplikasi Jagat untuk segera mengambil tindakan dengan menghapus koin virtual di area GBK.
"Kami telah meminta pihak pemilik aplikasi untuk melakukan take down koin virtual di seluruh area GBK melalui sistem aplikasi mereka," ujar Hadi dalam keterangan kepada detikcom pada Minggu (12/1/2025). Ia juga menegaskan bahwa tujuan dari langkah ini adalah untuk menghindari kerusakan lebih lanjut serta potensi kerawanan sosial di kawasan tersebut.
Selain itu, Hadi mengungkapkan bahwa pihak pengelola GBK juga meminta pemilik aplikasi Jagat untuk mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa tidak ada koin virtual di area GBK, dan agar hal tersebut dipublikasikan melalui akun media sosial resmi aplikasi tersebut. Ini dimaksudkan untuk menenangkan masyarakat dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada fasilitas umum.
Apa Itu Koin Jagat?
Koin Jagat adalah permainan berburu koin yang dilakukan secara offline dengan menggunakan aplikasi Jagat sebagai platform utamanya. Pemain dapat mengikuti petunjuk lokasi yang ditampilkan dalam peta di aplikasi untuk menemukan koin yang tersembunyi di berbagai area kota. Koin tersebut, yang terdiri dari berbagai jenis, bisa ditukar dengan uang tunai setelah ditemukan. Beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali, kini menjadi lokasi permainan ini.
Fenomena ini semakin meluas berkat viralnya video-video berburu koin di media sosial, namun seiring popularitasnya, juga muncul kekhawatiran mengenai dampak kerusakan pada fasilitas publik. Para pengelola kawasan publik pun mulai mengimbau untuk menjaga kelestarian fasilitas yang ada, agar permainan ini tetap berlangsung dengan cara yang aman dan tidak merusak.