PINUSI.COM - Kasus pemukulan terhadap dokter koas Muhammad Luthfi oleh Fadillah alias Datuk (36), sopir dari Lady Aurellia, terus menjadi sorotan publik, terutama para alumnus Universitas Sriwijaya (Unsri). Peristiwa ini terjadi setelah Luthfi meminta tukar jadwal piket Natal dan Tahun Baru 2025 di RSUD Siti Fatimah Palembang.
Fadillah, yang merupakan sopir Lady Aurellia, sesama dokter koas di rumah sakit tersebut, diduga melakukan kekerasan terhadap Luthfi setelah terjadi cekcok antara keduanya. Insiden ini menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk para dokter dan alumni Unsri.
Etika dan Profesionalisme Disorot
Dokter spesialis penyakit paru, dr. Moh Ramadhani Soeroso, M.Ked(Paru), Sp.P(K)Onk, mengungkapkan keprihatinannya melalui akun Instagram @denisoeroso. Ia menegaskan pentingnya etika sebagai landasan utama seorang dokter. Menurutnya, tanpa etika yang baik, seseorang tidak pantas menjadi dokter, meskipun memiliki kecerdasan luar biasa.
“Calon dokter harus tunduk pada aturan fakultas kedokteran, tanpa melihat latar belakang keluarga atau status sosial. Tidak ada perlakuan istimewa,” ungkap dr. Deni. Ia juga menyayangkan keputusan pihak universitas yang hanya memberikan sanksi skorsing kepada Lady Aurellia. “Jika saya jadi dekan, saya akan langsung mengeluarkan koas tersebut. Etika adalah hal nomor satu,” tambahnya.
Dukungan untuk Korban
Dukungan terus mengalir untuk Muhammad Luthfi. dr. Deni bahkan menyatakan kesiapannya untuk melindungi para dokter koas yang menjadi korban kekerasan. “Jangan takut melapor. Visum bisa memperkuat kasus pidana terhadap pelaku pemukulan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan oleh dr. Adi Kurniawan dari RS Mitra Keluarga, yang juga alumnus Unsri. Ia mengecam tindakan Lady Aurellia yang dianggap tidak mencerminkan kedewasaan seorang calon dokter. Menurutnya, banyak calon dokter lain dari keluarga terpandang tetap menjunjung tinggi etika profesi.
“Kini almamater kita menjadi sorotan karena perbuatan yang tidak mencerminkan nilai-nilai dokter sejati,” cuit dr. Adi.
Butik Milik Ibu Lady Aurellia Tutup
Kasus ini juga berdampak pada keluarga Lady Aurellia. Butik milik ibunda Lady, Sri Meilina, yang terletak di Jalan Mayor Salim Batubara, Kecamatan Kemuning, Palembang, tampak tutup selama dua hari terakhir. Butik bernama “Lady’s Gallery” tersebut biasanya ramai dikunjungi pembeli, tetapi kini aktivitas di sana terhenti.
Seorang juru parkir di sekitar butik, Budi (48), menyebut bahwa pemilik butik jarang terlihat di lokasi. “Hanya karyawan yang biasanya menjaga. Tapi ibu Sri sering memberi santunan kepada warga sekitar,” ujarnya.
Tersangka Ditahan
Polda Sumatera Selatan telah menetapkan Fadillah alias Datuk sebagai tersangka pada Sabtu (14/12/2024). Dalam konferensi pers, Datuk mengakui perbuatannya dan menyampaikan permintaan maaf kepada korban, keluarga, serta atasannya, Sri Meilina.
“Saya khilaf. Saya meminta maaf kepada korban dan seluruh pihak yang terkena dampak dari perbuatan saya,” ujar Datuk dengan suara lesu. Ia kini ditahan dan harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan hukum. (*)